Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (9/11/2015) dibayangi penguatan dolar AS.
“Peluang kenaikan suku bunga AS di Desember semakin terbuka sehingga sentimen penguatan dolar di pasar global makin intensif,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (9/11/2015).
Dikemukakan indeks dolar menjulang, setelah rilis data tenaga kerja AS melebihi harapan.
Harapan kenaikan suku bunga AS yang naik semenjak FOMC meeting yang lalu berhasil dikonfirmasi oleh naiknya angka pertambahan tenaga kerja nonpertanian, bahkan melebihi harapan pasar.
Ditambah dengan angka pengangguran AS yang turun ke 5% YoY.
“Sentimen tersebut berhasil mendorong indeks dolar index untuk naik tajam 1,35% ke level tertinggi dalam 6 bulan,” kata rangga.
Diikuti kenaikan imbal hasil US Treasury. Sebaliknya, euro dan yen melemah tajam terhadap dolar.
Sementara itu, dari dalam negeri, rupiah melemah pada penutupan Jumat bersamaan dengan penguatan dollar di pasar Asia.
“Faktor perbaikan pertumbuhan di kuartal III/2015, dan peluncuran paket kebijakan VI gagal menghadirkan sentimen positif,” kata Rangga.
Di sisi lain, tambahnya, turunnya cadangan devisa mendekati level US$100 miliar di Oktober 2015 berkontradiksi dengan penguatan tajam rupiah di bulan yang sama.
“Sehingga justru menandakan penguatan rupiah yang 9% tersebut tidak sepenuhnya alami karena faktor pasar saja,” kata Rangga.
Dia mengemukakan ruang pelemahan rupiah terbuka hari ini, menyusul penguatan tajam indeks dolar index.
Begitu juga dengan potensi kenaikan imbal hasil SUN yang biasanya mengikuti pergerakan US Treasury.
“Semakin meningkatkan harapan kenaikan suku bunga AS, justru hadir ketika harapan penurunan BI Rate mulai meningkat,” kata Rangga.