Bisnis.com, JAKARTA – Hari ini pemegang saham PT Bursa Efek Indonesia akan memutuskan rencana kerja dan anggaran tahunan 2016 yang berisi target nilai transaksi harian dan jumlah emiten baru.
Rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT) 2016 akan dibahas pada rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, (28/10/2015). Hamdi Hassyarbaini, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Anggota Bursa BEI, mengatakan target rerata nilai transaksi harian pada 2016 akan ditetapkan sebesar Rp7 triliun. Target itu lebih tinggi dari proyeksi rerata nilai transaksi harian tahun ini sebesar Rp6 triliun.
Per kemarin, rerata nilai transaksi harian di BEI mencapai Rp5,89 triliun.
Sementara, jumlah emiten baru pada RKAT 2016 sebanyak 35. Target ini pun lebih tinggi dari proyeksi jumlah emiten anyar pada 2015 sebanyak 22.
Hamdi mengatakan terdapat beberapa hal, termasuk kebijakan pemerintah, yang bisa mendukung target tersebut tercapai. Kebijakan pemerintah yang dimaksud yakni paket kebijakan ekonomi jilid I hingga jilid V. Pemerintah menerbitkan lima jilid paket kebijakan ekonomi dalam kurun waktu kurang dari dua bulan, sejak 9 September hingga 22 Oktober 2015.
"Hasilnya [paket kebijakan ekonomi] akan terlihat pada tahun depan. Paling kan baru mulai kerja dan hasilnya akan kelihatan pada 2016. Kami yakin dengan beberapa kebijakan itu, bisa mendorong perkembangan pasar," kata Hamdi, Selasa, (27/10/2015).
Tidak hanya stimulus kebijakan dari pemerintah, sejumlah kebijakan di pasar modal pun dapat mendorong target rerata nilai transaksi harian dan jumlah emiten pada 2016 tercapai. Hamdi menuturkan produk baru yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti produk derivatif, bisa menyokong pencapaian target. Begitu juga dengan fraksi harga saham yang bakal direvisi.
"Sebagian besar anggota bursa setuju agar fraksi harga saham dikembalikan ke lima kelompok," ujar Hamdi.
Saat ini, ketentuan fraksi harga saham memuat tiga kelompok harga. Hamdi menjelaskan dengan kembalinya fraksi harga saham ke lima kelompok, transaksi perdagangan saham bisa lebih likuid.
"Dengan harapan fraksi harga saham jika disetujui pada akhir Desember [tahun ini], hasilnya akan efektif pada tahun depan," ujarnya.