Bisnis.com, JAKARTA— Limpahan suplai di Malaysia dan apresiasi tajam ringgit menekan harga CPO di Bursa Malaysia pada Kamis pagi (8/10/2015).
Kontrak berjangka CPO untuk Desember 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka menguat 0,39% ke harga 2.328 ringgit per ton.
Namun, CPO langsung berbalik melemah dan diperdagangkan lebih murah 1,68% ke harga 2.280 ringgit atau Rp7,48 juta per ton pada pukul 10.03 WIB.
Apresiasi tajam ringgit dan rupiah menekan pergerakan harga CPO di bursa komoditas. Rupiah telah melonjak 6,04% dalam 5 hari terakhir, sedangkan ringgit naik 2,75%.
Kurs rupiah dan ringgit yang lebih tinggi menurunkan daya saing CPO terhadap minyak nabati yang diproduksi negara lain, khususnya minyak kedelai.
Aksi jual kontrak CPO juga dipicu oleh suplai yang melimpah di Malaysia. Stok CPO Malaysia diperkirakan mencapai 2,7 juta ton pada September, naik dari 2,49 juta ton pada Agustus.
Pergerakan Harga Kontrak CPO Desember 2015
Tanggal | Level | Perubahan |
8/10/2015 (10.03 WIB) | 2.280 | -1,85% |
7/10/2015 | 2.319 | -2,23% |
6/10/2015 | 2.372 | -1,78% |
5/10/2015 | 2.415 | +1,17% |
2/10/2015 | 2.387 | -1,12% |
Sumber: Bloomberg