Bisnis.com, JAKARTA -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau emiten lain bisa mengikuti langkah manajemen PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) yang membukakan rekening saham untuk karyawannya.
Noor Rachman, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK membenarkan pernyataan Bursa Efek Indonesia (BEI) bahwa saat ini ada sekitar 10 emiten yang berencana membukakan rekening saham untuk karyawannya.
Sayangnya, dia belum memiliki data 10 emiten tersebut. Diprediksi, 5 emiten bisa merealisasikannya pada tahun ini.
“Saya belum ada daftarnya. Kami mengimbau, yang lain bisa mengikuti, bisa saja karyawan dibukakan saham oleh manajemen, semua proses sangat mudah,” kata Noor, akhir pekan lalu.
Menurutnya, OJK akan mengajak sejumlah emiten untuk bertemu dan berbicara terkait hal ini. Dia menilai, langkah ini bisa membantu meningkatkan jumlah investor di pasar modal yang saat ini masih minim.
“Kami ajak berbicara, kami beri tahu manfaatnya, karyawan juga akan senang dibukakan rekening, ini mudah,” tambahnya.
Pada sisi lain, Noor mengatakan kalau aksi yang dilakukan ini tidak berkaitan dengan aturan OJK. Jadi, hanya bersifat imbauan saja.
Sementara, saat ini OJK juga dalam tahap menggodok Rancangan Peraturan OJK (RPOJK) tentang Penawaran Saham dalam Program Kepemilikan Saham Perusahaan Terbuka oleh Karyawan, Direksi, dan Dewan Komisaris (ESOP/MSOP).
“Bedanya, kalau yang dilakukan SRIL itu kan membeli saham yang sudah beredar, kalau yang ESOP MSOP ini untuk saham yang baru,” jelasnya.
Adapun, RPOJK tersebut masih dalam tahap rule making rule. OJK berharap bisa secepatnya direalisasikan.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai banyak hal yang harus diperhatikan dalam membukakan rekening saham untuk karyawan emiten ini. Menurutnya, harus dipastikan karyawan memiliki rekening bank dan kartu tanda penduduk (KTP).
“Kabar yang saya dengar, yang SRIL itu terkendala pada KTP dan rekening bank, tidak semua memilikinya sehingga proses tersendat,” kata Hans.
Meski demikian, langkah tersebut cukup bagus untuk meningkatkan jumlah investor di pasar modal serta likuiditas saham sendiri.