Bisnis.com, JAKARTA—Obligasi pemerintah diperdagangkan melemah pada Senin pagi (14/9/2015) menjelang rilis data perdagangan dan lelang SUN.
Data dari Bloomberg menunjukkan harga obligasi pemerintah RI bertenor 10 tahun (FR56) cenderung flat, turun 0,08% ke level 94,187 dengan yield naik 1 basis poinke 9,227% pada pukul 10.34 WIB.
Adapun SUN seri FR70, salah satu obligasi pemerintah yang paling aktif diperdagangkan, telah merosot 0,22% ke level 94,922. Imbali hasil obligasi tersebut telah naik 4 basis poin ke 9,251% pada pukul 10.36 WIB.
Maximilianus Nico Demus L, Fixed Income Analyst Samuel Sekuritas, mengatakan tekanan jual di pasar SUN muncul dari antisipasi atas prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pasar menantikan data neraca perdagangan Agustus yang akan dirilis Selasa, besok. Data ekspor dan impor akan menjadi petunjuk awal atas pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester II/2015.
“Pelemahan rupiah akibat aksi jual di IHSG merespons buruknya prospek pertumbuhan, bisa terus menjaga tekanan jual di pasar SUN terutama di tengah penurunan harga komoditas,” kata Nico.
Namun, Nico memperkirakan SUN masih berpeluang menguat pada perdagangan hari ini menjelang lelang SUN yang akan dilaksanakan Kementerian Keuangan Selasa siang.
Kemenkeu besok akan melelang 4 seri SUN dengan target indikatif Rp8 triliun dan target maksimal Rp12 triliun.
Samuel Sekuritas memprediksi SUN bertenor pendek, yaitu SPN yang jatuh tempo pada Juni 2016 dan FR53 yang jatuh tempo pada 2021 akan menjadi primadona.
Pergerakan SUN Seri FR70 di Pasar Sekunder
Tanggal | Harga | Yield (%) |
14/9/2015 (10.36 WIB) | 94,922 (-0,22%) | 9,251 |
11/9/2015 | 95,131 (-0,27%) | 9,214 |
10/9/2015 | 95,388 (+0,60%) | 9,168 |
sumber: Bloomberg