Bisnis.com, JAKARTA—Apresiasi yen pada Jumat (11/9/2015) menimbulkan efek yang berlawanan pada saham emiten ritel dan emiten manufaktur di bursa Jepang.
Indeks Nikkei 225 ditutup melemah 0,19% atau turun 35,40 poin ke level 18.264,22, sedangkan Tokyo Stock Price Index (TOPIX) mengakhiri perdagangan dengan penguatan 0,05% ke level 1.480,23.
Kedua indeks masih bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini. Namun, volatilitas indeks merosot menjadi 1,5% di sekitar level penutupan kemarin setelah sebelumnya selisih antara penguatan dan pelemahan tertajam mencapai 5%.
Investor di bursa Jepang menahan diri menjelang pekan keputusan suku bunga acuan Amerika Serikat. The Fed diperkirakan tidak akan menaikkan buka pada September karena perkembangan pasar tenaga kerja di bawah harapan.
“Hanya saja, reaksi akan sangat negatif jika The Fed tetap menaikkan suku bunga. Itu menandakan The Fed acuh dengan gejolak di pasar finansial atau perkembangan ekonomi di negara berkembang,” kata Osamu Koizumi dari Meiji Yasuda Asset Management kepada Bloomberg
Apresiasi yen setelah 4 hari berturut-turut melemah memberikan dampak yang bertolak belakang pada saham emiten yang mengandalkan pasar dalam negeri dan emiten yang mengandalkan ekspor.
Sektor perbankan dan ritel memimpin penguatan indeks TOPIX hari ini, sedangkan sektor peralatan elektronik dan otomotif yang mengandalkan pasar ekspor menjadi beban terberat.
Mitsubishi UFJ adalah pendorong utama dengan kenaiakn 1,14%, sedangkan Toyota Motor membebani dengan pelemahan 1,44%.
Pergerakan Indeks Nikkei 225
Tanggal | Level | Perubahan |
11/9/2015 | 18.264,22 | -0,19% |
10/9/2015 | 18.299,62 | -2,51% |
9/9/2015 | 18.770,51 | +7,71% |
8/9/2015 | 17.427,08 | -2,43% |
7/9/2015 | 17.860,47 | +0,38% |
Sumber: Bloomberg