Bisnis.com, JAKARTA— Di tengah koreksi pasar saham yang cukup dalam tahun ini, ternyata investor asing juga memanfaatkannya untuk masuk ke pasar reksa dana.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan meski pasar saham terkoreksi sekitar 6,10% pada Agustus, ternyata investor tidak benar-benar lari dari Indonesia. Menurutnya, pada Agustus, ada subscription reksa dana sekitar Rp16 triliun dan redemption dekitar Rp12 triliun.
“Ada sekitar Rp4 triliun (net subscription) masuk pasar reksa dana. Itu hanya asing yang saya hitung, jadi asing melihat lebih masuk masuk reksa dana dulu, kesempatan mereka itu,” kata Tito di Jakarta, Senin (7/9).
Sayangnya, Tito tidak menjelaskan secara merinci hitungan tersebut. Adapun, berdasarkan data PT Infovesta Utama, unit penyertaan reksa dana mengalami peningkatan dari 170,62 miliar unit menjadi 174,23 miliar unit pada Agustus.
Secara merinci, unit penyertaan reksa dana saham naik dari 47,81 miliar unit menjadi 48,21 miliar unit. Kemudian, reksa dana pasar yang naik menjadi 24,42 miliar unit dari Juli yang tercatat 23,25 miliar unit. Begitu juga dengan reksa dana terproteksi yang unit penyertaannya tumbuh menjadi 55,11 miliar unit dari bulan sebelumnya 53,93 miliar unit.
Sementara, reksa dana campuran dan pendapatan tetap masing-masing naik menjadi 12,36 miliar unit dari 12,30 miliar unit dan 30,51 miliar unit dari 29,77 miliar unit penyertaan reksa dana pendapatan tetap.
Vilia Wati, analis PT Infovesta Utama mengatakan masuknya investor asing ke pasar reksa dana belum tentu lantaran melakukan switching dari pasar saham. Menurutnya, bisa saja investor yang masuk ke pasar reksa dana berbeda dengan investor yang keluar dari pasar reksa saham.
“Jadi, sebenarnya tergantung penempatannya ke jenis reksa dana apa. Kalau reksa dana saham atau berbasis saham seperti Indeks dan ETF, mungkin salah satu faktornya karena koreksi bursa,” kata Vilia kepada Bisnis, Selasa (8/9).
Namun, kalau masuknya asing mayoritas ke reksa dana berbasis obligasi, kemungkinan bukan karea faktor koreksi harga saham tersebut.
Sementara itu, Vice President Investment PT Quant Kapital Investama Hans Kwee memprediksi asing memang sudah mulai masuk ke pasar Indonesia, terutama reksa dana. Menurutnya, saat ini ada dana asing sekitar US$20 juta yang siap masuk ke reksa dana saham. Dia menilai, asing menggunakan momentum pelemahan rupiah dan penurunan harga saham untuk masuk ke reksa dana saham.
“Jadi masih proses nego sejauh ini. Mau masuk ke reksa dana saham, dananya asing, tapi akan keihatan lokal pas keluarnya,” kata Hans kepada Bisnis, Selasa (9/8).
Menurutnya, tidak sedikit investor asing yang menilai bahwa pelemahan yang terjadi saat ini hanya sementara sehingga investor sudah siap-siap masuk lagi.
Berdasarkan data Pusat Informasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sepanjang Agustus 2015 nilai aktive bersih (NAB) industri reksa dana mengalami penurunan 1,47% atau sekitar Rp3,68 triliun dari Rp248,79 triliun pada Juli menjadi Rp245,11 triliun pada Agustus. Penurunan NAB reksa dana terjadi sejak Mei 2015 di mana NAB reksa dana saat ini mencapai Rp254,23 triliun.