Bisnis.com, JAKARTA— Pelemahan indeks harg saham gabungan (IHSG) menipis di jeda siang Jumat (4/9/2015) di saat antisipasi rilis data tenaga kerja di AS menekan pergerakan saham bursa global.
IHSG melemah 0,05% atau turun 2,24 poin ke level 4.430,87 pada jeda siang. IHSG pada sesi I tertekan pada kisaran 4.414,98—4.433,55.
Achmad Yaki Yamani, Equity Analyst Sucorinvest, mengatakan investor global kembali memperhatikan kondisi ekonomi China. Mereka mengawasi pergerakan bursa Hong Kong sebagai refleksi kondisi pasar di China yang tutup sampai akhir pekan.
Pasar juga menahan diri sampai data tenaga kerja AS dirilis nanti malam. Data yang menunjukkan penyerapan tenaga kerja tumbuh dengan stabil memperkuat spekulasi penaikan Fed Fund Rate pada September.
Namun, Yaki mengatakan IHSG masih menyimpan potensi menguat di akhir perdagangan didorong oleh sektor pertanian dan konsumer.
“Bergerak positif (masih) mungkin. Indikator ada kemungkinan menguat dibayangi profit taking. Sentimen China merembet ke Hong Kong, (dan hari ini) Hongkong sudah dibuka. Selain itu (IHSG juga dibayangi) pelemahan rupiah. Market juga (khawatirkan data) payroll AS bisa leih baik dari sebelum yang bisa (memicu) kenaikan Fed (Rate),” kata Yaki.
Sebanyak 90 saham menguat dari 518 saham yang dipedagangkan di Bursa Efek Indonesia. Adapun 136 saham melemah dan 292 saham stagnan.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menjadi beban utama IHSG dengan pelemahan 0,74% dan 1,49%.
Di sisi lain, IHSG masih mendapatkan dorongan dari kenaikan harga saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar 1,1% dan PT United Tractors Tbk (UNTR) yang menguat 3,26%.
Dari 9 indeks sektoral IHSG yang terdaftar di Bloomberg, sebanyak 5 indeks sektoral melemah dan 4 indeks sektoral menguat. Indeks sektor properti melemah paling dalam sebesar 1%, sedangkan indeks sektor agribisnis menguat 0,98%.
Indeks Bisnis27 melemah 0,43% di pembukaan ke level 369,20 kemudian bergerak ke level 369,95 atau turun 0,23% pada jeda siang.