Bisnis.com, JAKARTA—Depresiasi rupiah masih menekan pergerakan pasar obligasi dan membuat investor beralih dari SUN jangka menengah ke SUN bertenor pendek.
Data dari Bloomberg menunjukkan obligasi pemerintah RI bertenor 10 tahun (FR56) turun 0,18% di pasar sekunder pada pukul 11.27 WIB dengan yield di 8,797%, naik 3 basis poin.
Maximilianus Nico Demus L, Fixed Income Analyst Samuel Sekuritas, mengatakan yield SUN masih bergerak naik dibayangi oleh antisipasi penaikan Fed Fund Rate pada September.
Namun, inflasi yang rendah dan penurunan harga komoditas akan membatasi kenaikan yield tersebut.
“Potensi volatilitas rupiah yang tinggi menjelang FOMC meeting di minggu kedua September akan tetap membuat potensi kenaikan yield SUN cukup tinggi,” kata Nico.
Risiko nilai tukar tersebut, lanjutnya, juga mendorong investor beralih dari SUN jangka menengah ke SUN jangka pendek.
Dia memaparkan total transaksi pada perdagangan kemarin didominasi oleh obligasi pemerintah berdurasi 1–3 tahun.
“Pagi ini, market obligasi dibuka sama dengan penutupan kemarin sore dengan potensi flat hingga melemah terbatas. Rupiah hari ini yang masih akan mencoba memberikan tekanan,” kata Nico.
Pergerakan SUN Seri FR56 di Pasar Sekunder
Tanggal | Harga | Yield (%) |
3 September (11.27 WIB) | 97,058 (-0,18%) | 8,797 |
2 September | 97,232 (-0,08% | 8,771 |
1 September | 97,307 (-0,29%) | 8,760 |
31 Agustus | 97,588 (+0,17%) | 8,719 |
28 Agustus | 97,419 (+0,46%) | 8,743 |
sumber: Bloomberg