Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Rabu (26/8/2015) menunggu respons kebijakan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral China.
“Keputusan PBoC memangkas suku bunga dan menurunkan GWM untuk menstimuli perekonomian seharusnya memberikan sentimen positif, akan tetapi jika itu berarti tekanan tambahan untuk yuan melemah reaksi pasar bisa negatif,“ kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (26/8/2015).
Rangga mengatakan data AS yang diumumkan membaik, berhasil membantu mendorong naiknya indeks dolar serta yield US Treasury yang terus tertekan semenjak minggu lalu.
Harga komoditas juga mulai berbalik menguat. Akan tetapi S&P 500 yang sempat naik di pembukaan terkoreksi menjelang penutupan, menunjukkan keraguan investor bahwa perekonomian AS akan benar-benar membaik.
Dari dalam negeri, ujarnya, berbagai kebijakan stabilisasi nilai tukar dan pasar modal yang baru diluncurkan belum terlihat memberikan efek signifikan terhadap rupiah.
Rangga mengatakan harga minyak dan komoditas lain yang mulai naik malam tadi, berpeluang mengurangi tekanan pelemahan rupiah.
“Secara umum tekanan pelemahan seharusnya tetap ada menjelang pengumuman FOMC meeting tengah bulan depan. Angka pertumbuhan uang beredar Juli ditunggu hari ini, diperkirakan turun, angka tersebut bisa dijadikan sinyal terhadap prospek pertumbuhan ke depan,” kata Rangga.