Bisnis.com, JAKARTA— Penerbitan obligasi korporasi pada semester II/2015 diprediksi lebih minim dibandingkan dengan semester I/2015. Sepinya obligasi jatuh tempo semester II dan penurunan nilai emisi penerbitaan obligasi akibat perlambatan ekonomi dan The Fed dinilai jadi penyebab.
Berdsarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), total emisi obligasi dan sukuk korporasi yang sudah diterbitkan sepanjang tahun ini (hingga Juli 2015) berjumlah 36 emisi dengan nilai emisi Rp47,07 triliun. Nilai tersebut melampaui nilai penerbitan sepanjang tahun lalu yang mencapai Rp46,84 triliun dari hasil penerbitan 49 obligasi dan sukuk.
Namun, maraknya penerbitan pada semester I lalu diprediksi tidak akan terjadi pada semester II. Meskipun pasar obligasi tahun ini stabil dan lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu, nilai emisi penerbitan obligasi semester II akan lebih sedikit dibandingkan dengan semester I/2015.
Desmon Silitonga, analis senior PT Millenium Capital Management mengatakan lebih sedikitnya obligasi yang jatuh tempo pada semester II merupakan salah satu penyebab. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) obligasi korporasi jatuh tempo sejak kemarin hingga akhir tahun 2015 senilai Rp11,3 triliun yang terdiri dari 24 obligasi korporasi.
“Memang akan lebih kecil dari semester I. Paling tidak, perusahaan-perusahaan multifinance akan melakukan menerbitkan obligasi lagi untuk menggantikan obligasi mereka yang jatuh tempo,” kata Desmon saat dihubungi Bisnis, Kamis (6/8).
Pada sisi lain, Desmon juga tidak menampik bahwa pada semester II akan ada sejumlah korporasi yang akan menahan penerbitan obligasinya atau mengurangi nilai emisi. Selain kekhawatiran perlambatan ekonomi, menurutnya, ada tantangan dari sisi kupon karena pengaruh The Fed.
“The Fed memang akan lebih pengaruh ke SUN, tapi kupon obligasi korporasi kan mengacu ke SUN. Jadi kemungkinan besar akan ada yang menunda dan mengurangi size. Kemudian, perlambatan ekonomi juga membuat perusahaan lebih menyesuaikan kebutuhan, daripada tak terserap atau idle.”
Sebenarnya, kata Desmon, meski saat ini terjadi perlambatan ekonomi dan dibayangi sentimen The Fed, pencarian dana korporasi melalui obligasi masih ada potensi ramai pada semester II. Hal ini seiring mulai berjalannya proyek infrastruktur pemerintah. Apalagi, dalam waktu dekat pemerintah segera menerbitkan aturan terkait proyek infrastruktur yang akan membuat ekspansi menggeliat.
“Itu akan memberikan dorongan ekspansi dari korporasi untuk pencarian dana meski tak semarak semester I karena selain obligasi jatuh tempo besar, pasar juga tidak ada masalah pada saat itu, perusahaan pelat merah juga mendorong,” tambahnya.
Menurutnya, kontribusi dari korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan kembali mendorong penerbitan obligasi korporasi semester II seiring berjalannya proyek infrastruktur pemerintah.