Bisnis.com, JAKARTA--Kondisi pasar saham pada semester II/2015 diprediksi tidak jauh berbeda dengan semester I/2015 seiring minimnya sentimen negatif.
Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas Laksono Widodo mengatakan pasar saham pada semester II/2015 tidak akan jauh berbeda dengan semester I. Mandiri Sekuritas menargetkan indeks harga saham gabungan hingga akhir tahun sekitar 4.500 atau lebih rendah dibandingkan pendapaian tahun lalu yang mencapai 5.226.
Laksono menilai, sejumlah sentimen negatif, baik dari dalam maupun luar negeri masih menghampiri. Dari global, isu kenaikan suku bunga bank sentral AS dan sentimen dari Yunani masih akan terus mempengaruhi pasar saham. Sedangkan dari dalam negeri, perlambatan pertumbuhan ekonomi akan memiliki dampak yang cukup signifikan.
“Pertumbuhan ekonomi semester II belum akan membaik, dari global juga tahun sendiri, ada sejumlah sentimen. Maka wajar konsensus forecast diturunkan,” kata Laksono, Selasa (7/7/2015).
Menurutnya, bila proyek pemerintah mulai berjalan, itupun tidak akan langsung membuat pasar saham menjadi positif. Diperkirakan, belanja infrastruktur pemerintah baru direalisasikan Agustus atau September sehingga waktunya cukup sempit.
Mansek juga memprediksi, kinerja emiten pada semester II juga belum akan membaik seiring masih melambatnya pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut. “Ini dampaknya ke daya beli masyarakat.”
Paling tidak, kinerja perusahaan-perusahaan eksportir, properti, dan pelayaran yang diperkirakan masih bisa berkinerja positif. “Kalau batu bara tidak ya, sulit,” tambahnya.
CEO Schroders Indonesia Michael Tjoajadi optimistis dengan kinerja pasar saham 2015. Menurutnya, proyek infrastruktur pemerintah akan sangat mendorong kinerja pasar saham pada semester II. “Paling tidak di atas pencapaian IHSG tahun lalu,” kata Michael.