Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Rabu (1/7/2015) berpotensi tertekan dibayangi sentimen Yunani dan rilis data inflasi Juni.
“Rupiah masih akan lemah hari ini.,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta , dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (1/7/2015).
Dikemukakan walaupun hingga pagi tadi ada usaha renegosiasi dengan Troika, Yunani akhirnya tetap gagal bayar.
“Negosiasi akan dilanjutkan tetapi hanya akan terjadi setelah referendum di 5 Juli,” kata Rangga.
Yield obligasi Yunani 10 tahun masih naik ke 14,5%, sementara itu euro melemah.
Selain akibat flight to safety, penguatan indeks dolar juga didorong membaiknya consumer confidence index AS dan turunnya angka inflasi Zona Euro.
“Inflasi ditunggu. Pagi ini ditunggu indeks Manufaktur China yang diperkirakan stabil. Di sore dan malam hari indeks manufaktur Zona Euro dan AS,” kata Rangga.