Bisnis.com, JAKARTA - Investor dinilai masih akan terus meramaikan pasar obligasi Indonesia. Hal ini terlihat dari total penawaran investor pada lelang surat utang negara dalam mata uang dolar Amerika Serikat kemarin yang kelebihan penawaran hingga 74,3% dari target pemerintah.
Kemarin, pemerintah melalukan lelang surat utang negara (SUN) seri USDFR0001 melalui sistem lelang Bank Indonesia. Adapun, total penawaran yang masuk mencapai US$871,7 juta dari target indikatif pemerintah yang US$500 juta. Meski penawaran cukup tinggi, pemerintah tetap memenangkan senilai US$500 juta.
Sementara, yield rata-rata tertimbang sekitar 1,9% dengan yield tertinggi yang dimenangkan 2,03%. Tingkat kupon yang diberikan pemerintah tercatat 3,5% dengan tanggal jatuh tempo pada 15 Mei 2017. Kupon dibayar saban bulan, tiap 15 Mei dan 15 November.
Loto Srinaita Ginting, Direktur SUN Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko Kementerian Keuangan, mengatakan melihat kewajaran yield SUN valas domestik tersebut, maka total nominal senilai US$500 juta yang dimenangkan sudah cukup wajar.
“Memperhatikan kewajaran yield SUN valas domestik, tampaknya yang dapat diserap kali ini memang US$500 juta saja,” kata Loto kepada Bisnis.com, Senin (29/6/2015).
Desmon Silitonga, Senior Analyst PT Millenium Capital Management mengatakan tingginya penawaran investor pada lelang SUN Valas kemarin didorong oleh pemberian kupon yang cukup menarik. Bila dibandingkan dengan deposito valas, kupon yang ditawarkan SUN valas ini jauh lebih tinggi.
Menurutnya, alasan pemerintah hanya menyerap US$500 juta atau sesuai dengan target indikatif seiring dengan adanya rencana pemerintah untuk menerbitkan SUN global lain dan pinjaman multilateral lainnya.
“Selain itu, pemerintah memang mengurangi utang dalam bentuk valas untuk mengurangi eksposure terhadap fluktuasi nilai tukar,” katanya.
Tahun ini, pemerintah hanya mengalokasikan 20% untuk SUN dalam bentuk valas dari total SUN yang diterbitkan tahun ini.