Bisnis.com, JAKARTA—Rupiah terdepresiasi signifikan di pasar spot pada Senin (29/6/2015) tertekan sentimen Yunani yang mendorong aliran dana ke aset-aset safe haven.
Pergerakan rupiah dalam perdagangan hari ini berakhir dengan pelemahan 0,23% ke Rp13.339 per dolar AS.
Rupiah dibuka menguat tipis 0,05% ke Rp13.301 per dolar AS dan diperdagangkan pada kisaran Rp13.301—Rp13.390 per dolar AS.
Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, menjelaskan tekanan terhadap rupiah, pasar saham, dan obligasi muncul akibat kecemasan investor dunia atas dampak krisis di Yunani.
Mereka menarik investasi mereka di aset yang lebih berisiko dan memindahkannya ke aset safe haven seperti dolar Amerika Serikat dan emas.
“Pelemahan saham dan pasar obligasi di emerging market karena risiko. Rupiah melemah, harga emas bergerak naik, pasar saham dan obligas tertekan,” kata Hans kepada Bisnis.com, Senin (29/6/2015).
Aliran modal ke safe haven hari ini sempat mendongkrak indeks dolar AS hingga 0,93%, yen hingga 1,45%, dan emas di bursa Comex hingga 1,23%.
SUN bertenor 10 tahun pada pukul 16.06 diperdagangkan pada yield 8,374%, naik sekitar 9 basis poin dibandingkan yield pekan lalu.
Adapun nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia hari ini terdepresiasi dari 13.338 per dolar AS ke Rp13.356 per dolar AS.
Pergerakan Rupiah di Bloomberg Dollar Index
Tanggal | Nilai | Perubahan |
29/6/2015 | Rp13.339 | -0,23% |
26/5/2015 | Rp13.308 | +0,15% |
25/6/2015 | Ro13.328 | -0,20% |
24/6/2015 | Rp13.301 | -0,35% |
23/6/2015 | Rp13.255 | +0,38% |
sumber: Bloomberg