Bisnis.com, JAKARTA - PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) mengalami penurunan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga 28,64% secara year-on-year pada kuartal I/2015 menjadi Rp30,54 miliar dari sebelumnya Rp42,8 miliar, seiring besarnya beban keuangan yang ditanggung perseroan.
Laporan keuangan perseroan yang dirilis Jumat (29/5) menunjukkan beban keuangan emiten sewa menara ini melonjak 134,99% pada triwulan pertama 2015, dari Rp102,75 miliar menjadi Rp241,46 miliar.
Perseroan memang masih memiliki sejumlah utang dan salah satunya bernilai US$350 juta, yang merupakan bagian dari term loan facility sebesar US$650 juta yang ditarik tahun lalu.
Selain itu, beban pokok pendapatan melonjak 50,57% dari Rp47,84 miliar menjadi Rp72,03 miliar. Beban usaha juga bertambah 46,12% ke posisi Rp32,91 miliar, dari sebelumnya Rp22,52 miliar.
Padahal, pendapatan perseroan Solusi Tunas Pratama sebenarnya meningkat 78,95% dari Rp245,05 miliar menjadi Rp438,54 miliar.
Tahun ini, perseroan mengincar kenaikan pendapatan hingga 70% dari perolehan 2014 yang besarnya Rp1,07 triliun. Hal ini didorong oleh akuisisi 3.500 menara dari PT XL Axiata Tbk. (EXCL) pada akhir tahun lalu.
Direktur Utama SUPR, Nobel Tanihaha mengatakan tahun ini pihaknya mengincar 700-750 menara baru.
"Kami menyiapkan belanja modal sekitar Rp800 miliar-Rp1 triliun," ujarnya.
Beban Keuangan Melonjak, Laba SUPR Turun Jadi Rp30,54 Miliar
Laporan keuangan perseroan yang dirilis Jumat (29/5) menunjukkan beban keuangan emiten sewa menara ini melonjak 134,99% pada triwulan pertama 2015, dari Rp102,75 miliar menjadi Rp241,46 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Anissa Margrit
Editor : Yusran Yunus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
3 jam yang lalu
Historia Bisnis: Upaya Grup Djarum Jaga Dominasi di BCA
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
3 jam yang lalu
Historia Bisnis: Upaya Grup Djarum Jaga Dominasi di BCA
8 jam yang lalu