Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bangun 24 RS Siloam, Taipan James Riady Siapkan Duit Rp7,8 Triliun

Emiten milik taipan James Riady melalui Group Lippo, PT Siloam International Hospitals Tbk. menyiapkan dana US$240 juta-US$600 juta setara dengan Rp3,1 triliun-Rp7,8 triliun untuk membangun 24 unit rumah sakit hingga 2017.
James Riady /Bisnis.com
James Riady /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten milik taipan James Riady melalui Group Lippo, PT Siloam International Hospitals Tbk. menyiapkan dana US$240 juta-US$600 juta setara dengan Rp3,1 triliun-Rp7,8 triliun untuk membangun 24 unit rumah sakit hingga 2017.

Direktur Siloam International Hospitals Anang Prayudi mengatakan perseroan membidik target kepemilikan rumah sakit mencapai 50 unit hingga 3 tahun mendatang. Jumlah tersebut melonjak 150% dibandingkan dengan saat ini yang memiliki 20 unit rumah sakit.

"Kami sudah harus memiliki minimal 50 rumah sakit di 25 kota pada 2017," ungkapnya saat paparan publik, Selasa (19/5/2015).

Emiten berkode saham SILO tersebut membidik untuk memiliki 30 unit rumah sakit dalam kurun waktu 3 tahun. Kepemilikan rumah sakit terdiri dari 24 unit pembangunan oleh perseroan, sisanya sebanyak 6 unit akan berasal dari akuisisi anorganik masing-masing 2 unit per tahun.

Anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) tersebut memastikan telah menyiapkan 24 lahan untuk pembangunan rumah sakit. Sebanyak 12 lahan diantaranya dalam tahap konstruksi.

Keduabelas lokasi yang tengah dibangun RS Siloam a.l. Yogyakarta, Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur, Bau Bau Sulawesi Tenggara, Jember Jawa Timur, Sorong Papua Barat, Lubuk Linggau Sumatra Selatan, Bogor Jawa Barat, Ambon Maluku, Bangka, Srondol Semarang Jawa Tengah, Panakukang Makassar Sulawesi Selatan, dan Bandung Jawa Barat. 

Pada tahun ini, perseroan akan membuka operasional 4 unit RS baru dari total 12 yang tengah dibangun dan 2 unit dari akuisisi. Empat unit RS yang akan dibuka tahun ini adalah Yogyakarta, Labuan Bajo, Bau Bau, dan Jember.

Dari sisi jumlah tempat tidur, manajamen RS Siloam membirik lonjakan hingga 10.000 unit pada 2017 dari saat ini sebanyak 4.000 unit tempat tidur. Perseroan membidik untuk merawat minimum 15 juta pasien dibandingkan dengan 2 juta pasien saat ini.

Direktur Keuangan Siloam International Hospitals Richard H. Setiadi W.P. menambahkan untuk membangun 1 unit RS membutuhkan dana US$10 juta-US$15 juta tanpa pengadaan tanah. Namun, jika pembangunan RS dengan standar 200 tempat tidur termasuk tanah dan perlengkapan medis membutuhkan dana sekitar US$25 juta.

"Sumber dana dari modal dan pinjaman perbankan. Kami mengkombinasikan 2 jenis pendanaan," imbuhnya. Tahun ini, perseroan mengalokasikan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) Rp100 miliar-Rp150 miliar belum termasuk dana investasi.

Pada saat yang sama, manajemen SILO akan merambah ke bisnis rumah sakit yang lebih kecil dengan investasi US$2 juta per unit. Perseroan akan membuka 4 unit Siloam Express masing-masing 1 unit di Jakarta, 2 unit di Bekasi, dan 1 unit di Surabaya.

Perseroan membidik pendapatan operasional bersih (net operating revenue/NOR) naik 49% menjadi Rp3,68 triliun pada tahun ini. Pada kuartal II/2015 SILO membidik pendapatan mencapai Rp1 triliun sehingga akhir tahun dapat mencapai Rp4,9 triliun.

Sementara itu, EBITDA perseroan diperkirakan meningkat 92% menjadi Rp868 miliar pada tahun ini dari sebelumnya Rp452 miliar. SILO membidik rerata pertumbuhan pendapatan operasional mencapai 35%-38% CAGR, dan EBITDA diproyeksi naik 58%-62% selama 3 tahun mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper