Bisnis.com, JAKARTA – Kontrak Indonesia Gonverment Bond Futures atau Surat Utang Negara Berjangka siap diperdagangkan oleh 35 pialang berjangka yang menjadi anggota Bursa Berjangka Jakarta.
Hari ini, wakil pialang dari masing-masing pialang tengah menempuh ujian kompetensi wakil pialang khusus untuk bond.
Dari data Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) pada bulan lalu, jumlah pialang berjangka yang menjadi anggota bursa sebanyak 64 pialang. Dengan kata lain, hanya 54% dari total keseluruhan pialang berjangka yang lolos kriteria untuk bisa memperdagangkan Indonesia Gonverment Bond Futures (IGBF) tersebut.
Beberapa kriteria pialang berjangka yang bisa memperdagangkan IGBF antara lain mempunyai permodalan minimum Rp25 miliar, transaksi bulanan keseluruhan (termasuk Sistem Perdagangan Alternatif dan Multilateral) minimal 3.500 lot, mempunyai security deposit minimal Rp1,5 miliar, dan punya wakil pialang khusus bond.
Untuk itu, saat ini para wakil pialang dari perusahaan pialang berjangka yang sudah memenuhi persyaratan kriteria lainnya tengah melakukan uji sertifikasi untuk bond.
Adler Haymans Manurung, plt Direktur Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), mengatakan pihak bursa berjangka sudah menyerahkan berbagai persyaratan dan berkas-berkas untuk tahap finalisasi dari produk Indonesia Gonverment Bond Future (IGBF) atau Obligasi Negara Berjangka.
“Kami targetkan akhir Mei ini Badan Pengawas Perdagangan berjangka dan Komoditi (Bappebti) sudah memberikan lampu hijau. Jadi, mungkin Juni kami bisa luncurkan IGBF ini,” ujarnya kepada Bisnis di kantor BBJ.
Nantinya, target pasar produk ini cukup luas yaitu cakupannya dari ritel hingga lembaga keuangan seperti sekuritas, dana pensiun, asuransi, dan sebagainya.
Udi Margo Utomo, Ketua Asosiasi Dealer Bond Futures, mengatakan produk ini sangat berguna untuk lembaga keuangan yang berinvestasi di pasar surat utang negara fisik. Nantinya IGBF bisa dijadikan sarana lindung nilai untuk mengurangi kerugian yang didapatkan di pasar fisik.