Bisnis.com, JAKARTA— Meski saat penutupan perdagangan Rabu indeks dolar Amerika Serikat anjlok, rupiah masih bergerak melemah pagi ini.
Berdasarkan Bloomberg Dollar Index pada pagi ini, Kamis (7/5/2015), rupiah dibuka melemah 0,02% ke Rp13.038/US$. Pada Pk. 08:02 WIB jadi melemah 0,04% ke Rp13.040/US$.
Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan.
Rupiah hari ini mengalami pelemahan tertajam sejak awal Januari. Terdepresiasi 0,87% ke Rp13.148 per dolar AS.
Rupiah diperdagangkan terdepresiasi 0,45% ke Rp13.094 per dolar AS pada jeda saing
Rupiah melemah 0,48% ke Rp13.098/US$. Indeks dolar AS kehilangan satu poin dari level 95 ke level 94, namun mata uang Asia Tenggara melemah, termasuk rupiah.
Analis Strategydesk, Divisi Riset Soegee Futures dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (7/5/2015) mengemukakan untuk pergerakan mata uang dunia, pasar mengamati sejumlah sentimen, yaitu:
- Prospek kenaikan suku bunga bank sentral AS Federal Reserve
- Pergerakan mata uang Inggris yaitu poundsterling menjelang pemilu di Inggris
- Data ADP Employment Change AS
- Angka payroll AS
“Beralih ke sterling, lajunya mungkin terhambat menjelang pemilu Inggris besok. Partai Konservatif dan Partai Buruh terus saling mengejar dalam polling, mengindikasikan tidak akan ada yang menang mayoritas. Ketidakpastian politik mengancam pergerakan sterling,” tulis Analis Strategydesk.
Rupiah masih tertekan 0,33% ke Rp13.078 sesaat setelah Bursa Efek Indonesia dibuka.
Meski saat penutupan perdagangan Rabu indeks dolar Amerika Serikat anjlok, rupiah masih bergerak melemah pagi ini. Berdasarkan Bloomberg Dollar Index pada pagi ini, Kamis (7/5/2015), rupiah dibuka melemah 0,02% ke Rp13.038/US$. Pada Pk. 08:02 WIB jadi melemah 0,04% ke Rp13.040/US$.
“Gagalnya harapan akan kenaikan rupiah, dapat memberikan sentimen negatif yang mengakibatkan pelemahan lanjutan. Tetap cermati sentimen yang ada dan potensi pelemahan lanjutan jika ada.Kurs tengah Bi (di kisaran) Rp13.065-Rp13.000,” kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) Reza Priyambada dalam risetnya untuk hari ini, Kamis (7/6/2015).