Bisnis.com, NEW YORK--Harga minyak mencatat kenaikan untuk hari keenam berturut-turut pada Jumat pagi WIB di tengah tanda-tanda bahwa produksi AS, pendorong utama dari kelebihan pasokan global, mungkin pada titik puncak pengurangan.
Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, patokan AS, menguat 32 sen menjadi ditutup pada 56,71 dolar AS per barel di New York Stock Exchange, tertinggi baru sejak Desember.
Patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, naik 66 sen menjadi menetap di 63,95 dolar AS per barel pada hari pertama perdagangan kontrak Juni di London.
Pasar minyak telah dibuka melemah karena investor membukukan keuntungan dari kenaikan Rabu, termasuk lonjakan hampir enam persen di WTI.
Untuk James Williams dari WTRG Economics, laporan Departemen Energi AS (DoE) pada Rabu yang menunjukkan produksi minyak mentah sedikit berkurang 20.000 barel per hari dalam pekan yang berakhir 10 April, penurunan kedua dalam tiga minggu, telah membuat investor berharap penuh bahwa pasokan akan mulai berkurang.
DoE juga secara tak terduga melaporkan kenaikan terkecil dalam persediaan minyak mentah AS -- 1,29 juta barel -- sejauh tahun ini.
"Kami akhirnya melihat sekalipun dalam data mingguan dampak dari harga yang lebih rendah dalam produksi AS, dan saya pikir itu sangat mendukung harga minyak mentah," kata Williams.
Harga minyak telah jatuh sekitar 50 persen sejak pertengahan 2014, di tengah berlebihnya persediaan dunia dan permintaan yang lemah.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), dalam laporan pasar minyak bulanannya, Kamis, memprediksikan bahwa produksi minyak mentah AS akan jatuh pada semester terakhir tahun ini, mengurangi kelebihan pasokan global.
"Kegiatan operasional kilang global yang lebih tinggi, didorong oleh meningkatnya permintaan musiman, bersama dengan peningkatan margin kilang, cenderung meningkatkan permintaan minyak mentah selama beberapa bulan mendatang," kata OPEC.
Harga Minyak Terus Naik Dipicu Kinerja Produksi AS
Harga minyak mencatat kenaikan untuk hari keenam berturut-turut pada Jumat pagi WIB di tengah tanda-tanda bahwa produksi AS, pendorong utama dari kelebihan pasokan global, mungkin pada titik puncak pengurangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
55 menit yang lalu
Menakar Ketahanan Sektor Konsumer Saat Rupiah Melemah
1 jam yang lalu