Bisnis.com, JAKARTA - Rugi bersih PT XL Axiata Tbk. (EXCL) hingga Rp891 miliar sepanjang periode 2014 diduga akibat pendapatan dari akuisisi PT Axis Telekom Indonesia tidak sebaik yang diharapkan.
Benny B. Soebagjo, Head of Equities PT Indo Premier Securities, menilai kerugian yang diderita oleh EXCL tahun lalu disumbang oleh lebih tingginya kerugian selisih kurs dari perkiraan. Ditambah, lebih rendahnya realisasi pendapatan dibandingkan dengan ekspektasi.
"Kami menduga kontribusi pendapatan dari akuisisi Axis tidak sebagus yang diperkirakan. Tidak ada data operasional yang dirilis hingga saat ini," ungkapnya dalam riset yang dipublikasikan Jumat (6/2/2015).
Total pendapatan EXCL tumbuh 10,3% year-on-year menjadi Rp23,5 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp21,6 triliun. Secara kuartalan, pendapatan juga mendatar hanya mencapai Rp5,9 triliun sama dengan kuartal III/2014.
Laba operasional EXCL justru merosot 24,2% menjadi Rp2,28 triliun sepanjang periode 2014 dibandingkan dengan setahun sebelumnya Rp3,01 triliun.
Rugi selisih kurs tercatat melonjak 24,8% menjadi Rp1,29 triliun dari sebelumnya Rp1,03 triliun. EBITDA perseroan tercatat turun tipis 0,4% menjadi Rp8,62 triliun dari sebelumnya Rp8,65 triliun.
"Gearing bersih mencapai 176% per Desember 2014. Sejauh ini, kami melihat ruang terbatas untuk deleverage neracanya sebagai EBITDA yang dihasilkan lebih rendah dari beban bunga dari Rp1,4 triliun ditambah belanja modal yang dianggarkan Rp8,4 triliun-Rp9,6 triliun," jelasnya.
Pada perdagangan sesi I, Jumat (6/2/2014), saham EXCL ditutup menguat 1,26% atau 60 poin menjadi Rp4.840 per lembar. Saham EXCL sebelumnya dibuka pada Rp4.750 per lembar dengan harga paling rendah Rp4.750 per saham.