Bisnis.com, JAKARTA- Indeks harga saham gabungan diprediksi tembus ke level 6.000 pada tahun ini didorong oleh peningkatan sektor infrastruktur.
Head of Equity Research PT Mandiri Sekuritas John Rachmat mengatakan berbagai indikator pendorong perbaikan ekonomi Indonesia yang sudah ada, seperti penghematan anggaran dari pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) akan menjadi sentimen positif di pasar saham.
Pemangkasan subsidi BBM membuat Indonesia memiliki ruang fiskal yang lebih lebar untuk pembangunan infrastrktur yang lebih baik
Dia memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) bisa menembus level 6.350 tahun depan. Prediksi tersebut masih sama dengan prediksi Mansek pada Desember tahun lalu.
Menurutnya, kondisi pasar saham bukanlah hal yang tidak bisa diprediksi. Dia menegaskan, investasi di pasar saham bukanlah hal yang gambling.
Hal ini dibuktikan dengan tercapainya prediksi IHSG Mandiri Sekuritas pada 2013 dan 2014.
Sementara itu, meski akan ditopang oleh pembangunan di sektor infrastruktur, pergerakan IHSG tahun ini akan dibayangi oleh berbagai hambatan, mulai dari politik, rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS dan juga depresiasi rupiah.
Awalnya, dia memprediksi faktor politik, yakni akan dibatalkannya Perpu Pilkada oleh pemerintah akan menjadi sentimen negatif di awal tahun.
Namun ternyata, faktor politik itu tidak terjadi dan justru digantikan oleh sentimen turunnya harga minyak dunia hingga di bawah US$40/barel.
“Tapi nanti Februari, ketika APBNP (anggaran pendapatan belanja negara-perubahan) disetujui, IHSG akan terbang. Kemudian, Maret-Mei, S&P akan memperbaiki rating Indonesia. Selama ini mereka bilang kebijakan fiskal kurang baik, sekarang ada kebijakan subsidi BBM, mereka tidak bisa menolak,” kata John dalam acara Investor Gathering PT Mandiri Manajemen Investasi “Tantangan dan Peluang Investasi di Tahun 2015” di Jakarta, Rabu (14/1).
Dia memprediksi, setelah outlook Indonesia dinaikkan menjadi positif oleh S&P, IHSG pada Juli 2015 bisa menyentuh level 6.000.
“Tapi Juli banyak yang bilang ada kenaikan Fed fund rate yang pasti kalau menurut saya The Fed tidak akan menaikkan suku bunga tahun ini, pasti tahun depan,” jelasnya.
Keyakinannya bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuannya tahun ini lantaran tingkat inflasi Amerika Serikat yang masih jauh di bawah 2%.
“Tingkat pengangguran mereka memang membaik, tetapi consumer spending belum dan belum bisa mendorong inflasi. Apalagi harga minyak juga masih rendah, pasar akan goyang.”
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan sampai dua kali rapat Federal Open Market Committee (FOMC) dilakukan, The Fed menyatakan belum akan menaikkan suku bunga acuannya. Bahkan, hingga April 2015, The Fed belum akan menaikkannya.
“Ini sebenarnya yang membuat ketidakpastian. Inflasi AS masih rendah karena harga energi masih rendah. Tapi sebenarnya, harga energi yang rendah bisa membuat pertumbuhan ekonomi melesat dan inflasi naik, ini akan jadi ketidakpastian,” kata Chatib.
IHSG Diprediksi Tembus 6.000
Indeks harga saham gabungan diprediksi tembus ke level 6.000 pada tahun ini didorong oleh peningkatan sektor infrastruktur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Riendy Astria
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
24 menit yang lalu