Bisnis.com, JAKARTA—Societe Generale SA and Citigroup Inc menyatakan karena energi merupakan separuh dari biaya untuk memproduksi produk makanan dan logam maka harga seluruh jenis komoditas akan terus melemah.
Dengan memadainya suplai dan melemahnya ekonomi yang mengakibatkan turunnya permintaan maka harga minyak murah akan menurunkan harga dasar bagi perusahaan tambang meski para petani tetap untung. Harga jagung kemungkinan turun 3% lagi, kapas melemah 6,5% dan emas turun 5%, menurut perkiraan SocGen.
Biaya produksi turun pada saat tembaga dan gula surplus pada saat ekonomi China melemah sebagai konsumen utama energi, logam dan kedelai. Indeks Bloomberg Commodity yang mengukur kinerja 22 item menunjukkan penurunan empat tahun berturut-turut atau pelemahan terlama indeks itu digunakan pada 1991.
Minyak mentah Brent, bensin dan solar mengalami pelemahan terbesar setelah AS meningkatkan produksinya. Kondisi itu memicu perang harga dengan negara OPEC.
“Ada perubahan struktural harga pada minyak dan masih akan ada lagi perubahan ke depan,” ujar Michael Haigh, kepala riset komoditas SocGen sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (9/12/2014).
Menurutnya, kondisi tersebut akan mengguncang pasar komoditas lainnya dan dalam beberapa kasus hal itu berpengaruh langsung dan dalam kasus tertentu tidak langsung.