Bisnis.com, JAKARTA— Harga tembaga turun untuk pertama kalinya dalam empat hari, sedangkan putusan bank sentral AS Federal Reserve untuk mengakhiri pembelian obligasi telah mengakibatkan penguatan dolar AS, sehingga mengurangi daya tarik komoditas tersebut.
Harga logam melemah hingga 0,6% setelah ditutup pada level tertinggi dalam kurun hampir enam pekan kemarin. Para pejabat bank sentral mengabaikan guncangan pasar keuangan global dan justru memperhitungkan perbaikan lapangan kerja yang stabil sehingga membuat mereka tidak ragu lagi untuk menaikkan tingkat bunga tahun depan.
“Penguatan dolar AS setelah pengumuman the Fed tersebut memicu kekhawatiran atas suplai untuk saat ini,” ujar Kazuhiko Saito, analis pada Fujitomi Co. sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (30/10/2014).
Dia menambahkan investor akan terus memantau rencana aksi mogok karyawan di PT Freeport Indonesia dan Peru.
Tembaga untuk pengiriman tiga bulan di bursa London Metal Exchange turun 0,5% menjadi US$6.778,25 per metrik ton pukul 10:44 waktu Tokyo atau pukul 08:44 WIB setelah ditutup pada posisi US$6.815 kemarin.
Di bursa New York, kontrak tembaga untuk pengiriman Desember melemah 0,7% menjadi US$3,084 per pound, sedangkan kontrak untuk Januari di Shanghai sedikit berubah pada 47.740 yuan (US$7.807) per ton.