Bisnis.com, JAKARTA—Harga gandum melemah setelah dua hari menguat akibat spekulasi bahwa meningkatnya produksi global, termasuk panen jagung dan kedelai, akan meningkatkan jumlah suplai global untuk kebutuhan pakan ternak.
Kontrak gandum untuk pengiriman Desember melemah 0,5% menjadi US$5,0275 per bushel di bursa Chicago Board of Trade dan tercatat US$5,04 pukul 10:33 waktu Singapura atau pukul 09:33 WIB. Kontrak komoditas itu dilaporkan turun ke US$4,6625 pada 25 September atau yang terendah sejak Juni 2010.
Harga gandum turun 17% tahun ini dengan ekspektasi bahwa hasil panen global akan mencapai rekor tertinggi. Sementara itu, jagung anjlok 18% dan kedelai melemah 27% pada saat petani AS meraih hasil panen terbesar.
Naiknya suplai global membantu menahan harga pangan dunia. AS sendiri tercatat sebagai penghasil jagung dan kedelai terbesar di dunia.
“Antisipasi atas peningkatan hasil panen jagung dan kedelai AS telah memberi tekanan pada harga gandum,” menurut analis Rabobank International yang dipimpin Luke Chandler sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (14/10/2014).