Bisnis.com, JAKARTA—Setelah bekerjasama untuk proyek tambang seng dan timah hitam di Sumatra Utara, China Nonferrous Metal Industry’s Foreign Engineering & Construction (NFC) juga tertarik bekerjasama untuk proyek tembaga dan emas PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) yang di Gorontalo.
Seperti dikutip dari keterangan resmi, Kamis (3/7/2014), NFC tertarik mengembangkan tambang tembaga dan emas milik BRMS, yang digarap oleh anak usaha, PT Gorontalo Minerals.
NFC dan BRMS telah menandatangani Letter of Intent (LoI) pada 24 Juni 2014. Namun, belum ada bentuk kerja sama yang lebih rinci dalam Letter of Intent tersebut karena saat ini NFC masih mengkaji sejumlah data terkait proyek Gorontalo tersebut.
Direktur Utama BRMS Suseno Kramadibrata mengatakan dua bulan setelah penandatanganan Letter of Intent itu, NFC harus menyampaikan skema kerja sama yang lebih rinci.
“Skema kerja sama tersebut akan meliputi antara lain cara mendapatkan pendanaan untuk belanja modal terkait, seleksi kontraktor untuk pekerjaan engineering, procurement & construction, serta calon pembeli untuk jumlah volume yang akan diproduksikan nantinya,” jelasnya seperti dikutip, Kamis (3/7/2014).
Seno menambahkan perjanjian kerja sama final nantinya harus dapat menguntungkan kedua belah pihak. Jika tidak, BRMS masih terbuka untuk kemungkinan bekerjasama dengan pihak lain untuk mengembangkan proyek Gorontalo.
BRMS saat ini memiliki 80% saham PT Gorontalo Minerals, sedangkan sisanya 20% dimiliki oleh PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM). Luas area tambang adalah 36.070 hektare, berlokasi di Kabupaten Bone Bolango, Propinsi Gorontalo.
Sumberdaya Mineral Cu-Au dari Prospek Sungai Mak dan Cabang Kiri sejumlah 292 juta ton bijih dengan kadar rata-rata 0,50% Cu dan 0,47 g/t Au telah diestimasikan berdasarkan JORC pada Agustus 2012 oleh SRK Consulting Pty Ltd, Perth, Australia.
Adapun NFC merupakan salah satu perusahaan tambang dan konstruksi terbesar di industri nonferrous metal di China. NFC saat ini memiliki dan mengoperasikan sejumlah tambang tembaga dan seng-timah hitam, baik tambang terbuka maupun tambang bawah tanah di beberapa negara termasuk China, Mongolia, dan Myanmar.
Selain itu NFC juga mengoperasikan fasilitas smelter yang terintegrasi dengan kapasitas sampai dengan 210.000 ton per tahun. NFC merupakan perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Shenzhen.