Bisnis.com, JAKARTA -- PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. (ISSP) atau Spindo merancang untuk menerbitkan surat utang senilai Rp200 miliar hingga Rp300 miliar untuk memperkuat modal kerja perseroan.
Kendati demikian, Spindo masih mempertimbangkan waktu dan instrumen yang tepat dengan kegiatan operasional perusahaan, antara obligasi ataupun medium term notes (MTN).
“Kami belum bisa tentukan dirilis tahun ini atau tahun depan karena tergantung kondisi pasar obligasi. Sekarang yield kan masih tinggi,” tutur Wakil Presiden Direktur Spindo Tedja Sukmana Hudianto usai rapat umum pemegang saham (RUPS), Kamis (26/6/2014).
Dia menjelaskan penerbitan surat utang itu dinilai sangat diperlukan untuk merestrukturisasi utang modal dari jangka pendek menjadi jangka panjang.
“Bunga obligasi kan lebih mahal, sedangkan perbankan lebih murah. Pinjaman modal kerja dari bank kan jangka pendek, tidak bisa jangka panjang. Untuk investasi bisa jangka panjang, sedangkan modal kerja tidak bisa jangka panjang,” tuturnya.
Spindo mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp597 miliar pada tahun ini atau meningkat sekitar 198% dibandingkan dengan realiasi belanja modal tahun lalu Rp200 miliar.
“Permintaan dan kondisi semester II tahun lalu menjadi landasan kami menargetkan pendapatan dan laba bersih serta alokasi belanja modal tahun ini,” tuturnya.
Menurut Tedja, investasi tahun ini berasal dari berbagai sumber pendanaan, mulai dari kas internal, dana penawaran saham perdana (initial public offering/IPO), rencana penerbitan obligasi, hingga pinjaman perbankan.
Dia menjelaskan dana dari IPO yang digelar Februari tahun lalu tersisa Rp26 miliar. Semua dana tersebut diperkirakan akan habis untuk pengembangan usaha pada kuartal III/2014.
Spindo memproyeksikan sejumlah rencana ekspansi bisnis berjalan sesuai dengan rencana yang ditetapkan perseroan.