Bisnis.com, JAKARTA--Untuk menekan rugi bersih pada 2014, PT Fajar Surya Wisesa Tbk.(FASW) menurunkan volume bahan baku impor dan menaikkan volume bahan baku lokal.
Per 2013, emiten manufaktur kertas kemasan itu mendulang rugi kurs mata uang asing sebesar Rp702,15 miliar, melonjak 311,22% dari rugi kurs mata uang asing pada 2012 senilai Rp170,75 miliar.
Lantaran besarnya rugi kurs, FASW mencatatkan rugi bersih tahun berjalan pada 2013 sebesar Rp249,06 miliar, turun drastic dari laba bersih tahun berjalan pada 2012 senilai Rp5,29 miliar.
Marco Hardy, Finance Manager FASW, mengatakan perseroan menurunkan porsi volume bahan baku impor menjadi 30% dan menaikkan volume bahan baku dari dalam negeri menjadi 70%.
Salah satu penyebab rugi kurs pada tahun lalu yakni besarnya belanja bahan baku dalam mata uang asing. FASW selama ini memasok 50% bahan baku dari negara lain dengan pembelian menggunakan mata uang asing. Sisanya, dipasok dari dalam negeri.
“Dengan menaikkan volume bahan baku lokal, kami pastinya lebih banyak mengeluarkan belanja dalam rupiah. Kami akan konstan memasok 70% bahan baku lokal,” tutur Marco usai rapat umum pemegang saham FASW, Selasa, (20/5/2014).
Langkah lain yang ditempuh perseroan untuk menekan rugi selisih kurs yakni menyeimbangkan nilai fasilitas pinjaman jangka pendek dalam mata uang asing dan mata uang rupiah, yakni 50:50.
“Kami juga terus repayment. Pada kuartal I kemarin kami sudah membayar pinjaman sebesar US$14,5 juta,” papar Marco.