Bisnis.com, JAKARTA—PT CIMB-Principal Asset Management menargetkan tambahan dana kelolaan sekitar Rp150 miliar hingga Rp200 miliar dari produk reksa dana baru yang segera diluncurkan, yaitu CIMB-Principal Balanced Growth Syariah.
Presiden Direktur CIMB-Principal Asset Management Fajar R. Hidajat mengatakan produk reksa dana campuran berbasis syariah ini akan diluncurkan pada 4 Juni 2014.
“Pada semester I tahun ini kami akan keluarkan 5 produk baru, dan pada semester II nanti akanlaunching lagi 4 produk baru, jadi totalnya 9 produk baru,” ujarnya, Senin (19/5/2014).
Fajar mengatakan berinvestasi di portofolio yang mengandung prinsip-prinsip syariah mempunyai potensi kinerja yang relatif lebih stabil, terutama pada periode-periode yang berfluktuasi.
Dalam 10 tahun terakhir, IHSG tercatat mengalami 9 kali penurunan yang cukup tajam (lebih dari 15%), di antaranya pada 2008, 2011, dan 2013.
Koreksi pasar terjadi sangat cepat sehingga membuat investor seringkali terlambat mengubah alokasi ke aset yang berisiko lebih rendah.
“Risiko ini bisa dikurangi dengan berinvestasi pada kelas aset syariah, yang terbukti pada periode-periode itu membukukan performa yang lebih baik dari indeks konvensional, seperti IHSG dan LQ45,” jelasnya.
Direktur CIMB-Principal Asset Management Gunanta Afrima menambahkan produk reksa dana CIMB-Principal Balanced Growth Syariah sejalan dengan komitmen perseroan untuk memajukan industri pasar modal syariah di Indonesia, khususnya industri reksa dana.
“Kami mencoba memberikan pilihan bagi investor sebagai pelengkap portofolio investasinya,” ujarnya.
Adapun kebijakan investasi produk reksa dana campuran syariah ini adalah 1%—75% pada efek bersifat ekuitas syariah yang masuk dalam Daftar Efek Syariah, 1%—75% pada surat berharga syariah negara dan/atau sukuk yang diterbitkan korporasi.
Serta, 1%—75% pada instrumen pasar uang syariah dalam negeri yang memiliki jatuh tempo kurang dari 1 tahun dan/atau deposito syariah. Menurut Gunanta, untuk awal-awal, bobot saham syariah akan lebih besar dibandingkan dengan instrumen lainnya.
“Awalnya bobot equity akan lebih besar, tapi akan kami adjust sesuai perkembangan pasar,” ujarnya.
Angka minimum investasi awal di produk ini adalah sebesar Rp1 juta, dengan minimum nilai penjualan kembali sebesar Rp1 juta dan saldo minimum sebesar Rp75.000. Menurut Gunanta, perseroan tidak menyasar segmen tertentu untuk produk ini.
“Segala segmen bisa masuk ke sini, ini didesain untuk bisa dibeli oleh segala macam investor, meski untuk tahap awal kami fokus pada investor institusi. Kami targetkan setidaknya dapat 100 nasabah baru, gabungan institusi dan ritel,” ujarnya.
Perseroan telah menunjuk Deutsche Bank sebagai bank kustodian. Perseroan juga bekerjasama dengan Bank CIMB Niaga untuk memasarkan produk ini, serta satu bank lain yang sedang dalam penjajakan sebagai selling agent atau agen penjual.
CIMB menargetkan dana kelolaan tumbuh 76% dari tahun lalu Rp2,1 triliun menjadi Rp3,7 triliun tahun ini. Selain dari 9 produk reksa dana baru yang akan diterbitkan tahun ini, target dana kelolaan itu juga akan memaksimalkan dari produk yang sudah ada.
“Saat ini kami punya 22 produk reksa dana, termasuk reksa dana terproteksi. Pada Juni nanti kami akan luncurkan lagi produk reksa dana syariah lain, yaitu yang pendapatan tetap,” tambah Gunanta.