Bisnis.com, JAKARTA — PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) menambah daftar panjang perusahaan pembiayaan yang akan menerbitkan surat utang sepanjang tahun ini.
Perusahaan pembiayaan infrastruktur pelat merah itu menawarkan kupon indikatif 9,25% hingga 10,5% dalam rencana penerbitan obligasi senilai Rp1 triliun.
Sebelum SMI, perusahaan pembiayaan lainnya, yakni PT Mandiri Tunas Finance sedang melakukan penawaran awal (bookbuilding) dalam rencana penerbitan obligasi senilai Rp600 miliar.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, perusahaan pembiayaan mendominasi penerbitan obligasi dengan total emisi Rp10,41 triliun atau 78,71% dari total penerbitan Rp13,23 triliun secara year to date per 7 Mei 2014.
Selain untuk melunasi obligasi jatuh tempo, dana yang dihimpun dari obligasi tersebut akan digunakan untuk ekspansi pembiayaan masing-masing perusahaan.
Guntur Tri Hariyanto, analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), menuturkan tren penerbitan obligasi di dalam negeri memang didominasi oleh sektor pembiayaan setiap tahun.
Hal itu disebabkan perusahaan pembiayaan harus menggenjot penyaluran kredit mereka bila ingin menggenjot kinerja perseroan.
“Untuk menyalurkan kredit, perusahaan pembiayaan butuh modal. Sumbernya dari perbankan atau obligasi, tergantung mana yang paling murah,” tuturnya kepada Bisnis, Rabu (7/5/2014).
Di tengah sebagian besar korporasi menunda rencana emisi obligasi karena imbal hasil (yield) dinilai masih tinggi, ujarnya, perusahaan pembiayaan justru memilih tidak peduli dengan kondisi tersebut.
Alasannya, bila memperoleh yield yang dianggap tinggi, mereka tinggal menaikkan bunga kredit dari pembiayaan yang disalurkan kepada konsumen.
“Perusahaan pembiayaan lebih gampang menentukan bunga kredit kepada konsumen, apa mau dinaikkan atau tidak. Ini berbeda dengan beberapa sektor yang lebih memilih hold merilis obligasi hingga kuponnya turun,” tuturnya.