Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) akan meluncurkan kontrak fisik batu bara pada Mei. Dengan rilis kontrak baru tersebut, BBJ menargetkan jumlah transaksi mencapai 10 juta ton.
Direktur BBJ M. Bihar Sakti Wibowo menjelaskan BBJ membidik setidaknya 20% dari total produksi perusahaan seller.
Dengan kata lain, jika target produksi batu bara PT Bukit Asam Tbk. yang merupakan perusahaan yang telah terdaftar sebagai penjual mencapai 50 juta ton, maka BBJ berharap sekitar 10 juta ton dapat ditransaksikan melalui bursa.
Sementara itu, satuan transaksi kontrak fisik ini adalah sebanyak 1 ton untuk setiap lotnya.
"Kami tidak mematok target terlalu tinggi, tapi setidaknya 20% dari produksi perusahaan bisa dijual melalui bursa," katanya seperti dikutip Bisnis, Selasa (29/4/2014).
Kontrak fisik kedua di BBJ tersebut, memerlukan proses panjang hingga 3 tahun hingga kontrak tersebut siap diluncurkan. Saat ini kontrak telah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
"Semua sudah hampir siap, Mei dipastikan dilaunching, tinggal menentukan tanggal yang tepat supaya semua pihak bisa hadir," katanya.
Dalam beberapa pekan terakhir ini, BBJ juga terus menjaring anggota dengan membuka pendaftaran keanggotaan bursa serta sosialisasi untuk kontrak fisik tersebut.
Adapun, hingga sekarang, total perusahaan yang tercatat menjadi anggota transaksi kontrak fisik batu bara terdiri atas 1 perusahaan penjual (seller), yaitu PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dan 13 perusahaan pembeli (buyer).
Bihar mencatat dari anggota yang sudah terdaftar tersebut, delapan di antaranya merupakan perusahaan asing.
"Dengan jumlah anggota yang mayoritas berasal dari luar negeri tersebut menujukkan minat terhadap batu bara sangat tinggi, dan hal tersebut menjadi prospek yang baik bagi bisnis batu bara," ujarnya.