Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Multi Bintang (MLBI) Kuarta I/2014 Turun 16,4%

Produsen minuman beralkohol, PT Multi Bintang Tbk. (MLBI) sepanjang kuartal pertama tahun ini menderita penurunan laba bersih sebesar 16,4% menjadi Rp184 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp220 miliar.

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen minuman beralkohol, PT Multi Bintang Tbk. (MLBI) sepanjang kuartal pertama tahun ini menderita penurunan laba bersih sebesar 16,4% menjadi Rp184 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp220 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan interim yang disampaikan ke otoritas bursa, Rabu (30/4), pelemahan itu disebabkan kenaikan struktur beban usaha dan pokok penjualan. Komponen ongkos bahan baku dan kemasan, misalnya, melambung 31% dari Rp189 miliar menjadi Rp247 miliar.

Selain itu, biaya pabrikasi juga naik dari Rp88 miliar menjadi Rp112 miliar. Adapun, pada struktur beban usaha, komponen beban pemasaran mulai dari promosi, distribusi, dan upah pekerja tercatat naik Rp99 miliar menjadi Rp121 miliar.

Peningkatan struktur beban usaha dan pokok penjualan itu membuat margin pendapatan perseroan tergerus. Padahal, penjualan bersih pada periode itu tetap tumbuh 15,7% dari Rp638 miliar menjadi Rp738 miliar.

Penjualan bir mendominasi porsi pendapatan perseroan dengan kontribusi sebesar Rp663 miliar, atau naik 15% dari Rp576 miliar. Segmen produk lainnya yakni minuman ringan berkarbonasi mencetak penjualan bersih senilai Rp74 miliar.

Sementara itu, jumlah aset perseroan sepanjang 3 bulan pertama tahun ini tercatat senilai Rp2,17 triliun atau naik 21,7% dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp1,78 triliun.

“Bagian terbesar dari kenaikan aset itu terkait dengan pengumpulan dana hasil penjualan kepada pelanggan yang disimpan dalam bentuk kas dan setara kas,” tulis Marteen Hoedemaker, Direktur Multi Bintang, Rabu (30/4).

Di sisi lain, jumlah liabilitas jangka pendek dan panjang naik 25,3% dari Rp794 miliar menjadi Rp995 miliar. Artinya, nilai utang perseroan bertambah sekitar Rp200 miliar hingga akhir bulan lalu.

“Kenaikan itu disebabkan adanya utang cukai yang mencapai Rp182 miliar untuk periode Maret dan pembayarannya memang baru akan dilakukan pada awal minggu bulan berikutnya,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper