Bisnis.com, JAKARTA—Harga gandum terus menguat hingga hampir 3 bulan akibat spekulasi terkait sanksi baru AS terhadap Rusia dan ketegangan di Ukraina yang berpotensi mengganggu pasok dari negara itu.
Harga kontrak gandum untuk pengiriman Juli naik 1,2% menjadi US$7,17 per bushel di bursa Chicago Board of Trade dan tercatat pada posisi US$7,15 pada pukul 09.22 waktu Singapura atau pukul 08.22 WIB.
Harga komoditas itu menguat hingga hari kelima atau mengalami reli terlama sejak 5 Februari dan diperkirakan menguat hingga bulan ketiga.
“Kekhawatiran cuaca di belahan utara bumi dan risiko geopolitik baru di Rusia dan Ukraina membuat pasar gandum terpengaruh,” ujar analis Paul Deane dari Australia & New Zealand Banking Group Ltd.
Rusia merupakan pengimpor terbesar kelima di dunia, menurut Kementerian Pertanian AS sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (28/4/2014).
Sementara itu, kontrak kedelai untuk pengiriman Juli menguat 1% menjadi US$15,0975 per bushel. Harga komoditas hasil pertanian itu tercatat sebagai yang tertinggi untuk kontrak paling aktif itu sejak 21 April.
Sebelumnya harga bahan dasar tempe tersebut tercatat US$15,0875.