Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luncurkan Pay TV, VIVA Gandeng Asia Satellite Telecommunications

Anak usaha PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA) telah menjalin kerja sama dengan Asia Satellite Telecommunications Company Limited (AsiaSat), perusahaan yang tercatat di Hong Kong, untuk meluncurkan televisi berbayar berbasis satelit VIVA+. n
Bisnis.com, JAKARTA -- Anak usaha PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA) telah menjalin kerja sama dengan Asia Satellite Telecommunications Company Limited (AsiaSat), perusahaan yang tercatat di Hong Kong, untuk meluncurkan televisi berbayar berbasis satelit VIVA+. 
 
Anak usaha VIVA yang mengoperasikan televisi prabayar direct-to-home (DTH) bermerek VIVA+ ialah PT Digital Media Asia. VIVA memegang 51,0031% saham Digital Media Asia yang memiliki total aset sebelum eliminasi sebesar Rp609,46 miliar. 
 
Digital Media Asia menggunakan beberapa transponder multiple Ku-band AsiaSat5 yang berada di 100,5 derajat timur.
 
Satelit memancarkan dua saluran berdefinisi tinggi dan 35 berdefinisi standar, termasuk saluran 9 Ultimate World Cup yang menyiarkan FIFA World Cup di Brazil pada 12 Juni-13 Juli 2014.  
 
David Khim, Chief Technology Officer & Chief Operating Officer VIVA+, mengatakan dengan dukungan AsiaSat, perseroan bisa bergerak cepat untuk mengenalkan paket Piala Dunia bagi penggemar sepak bola di Indonesia. 
 
"Kami senang mendapat peluang ini untuk bekerja sama dengan AsiaSat dalam beberapa tahun mendatang guna memperluas layanan kami dan menawarkan lebih banyak program kepada pelanggan," kata Khim dalam situs AsiaSat, Selasa, (22/4). 
 
William Wade, President and Chief Executive Officer AsiaSat, menuturkan Indonesia merupakan pasar televisi berbayar yang tumbuh cepat. 
 
"Kami berharap dapat mendukung ekspansi layanan VIVA+ di masa mendatang untuk menangkap pasar DTH yang menguntungkan," ucap Wade. 
 
VIVA menggelontorkan investasi untuk VIVA+ sebesar US$150 juta. Sumber dana dari kas internal perseroan. Untuk tahun ini, emiten stasiun televisi free-to-air milik Grup Bakrie itu mengalokasikan US$50 juta. 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper