Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Link Net (LINK) Terpangkas, Pertumbuhan Pelanggan Melambat

Pertumbuhan pelanggan LINK menurun pada 2021 akibat dampak negatif Covid-19 terhadap ekonomi, kesehatan, dan sosial. 
Logo Linknet/Istimewa.
Logo Linknet/Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Link Net Tbk. membukukan pendapatan sebesar Rp4,5 triliun sepanjang 2021. Angka ini bertumbuh 10,4 persen dibandingkan dengan Rp4,05 triliun pada 2020.

Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan, laba tahun berjalan emiten berkode LINK ini sebesar Rp885 miliar pada 2021, turun 5,98 persen dari 2020 yang sebesar Rp941,70 miliar. 

Presiden Direktur dan CEO Link Net Marlo Budiman mengatakan pada awal pandemi, terjadi perubahan drastis akan perilaku konsumen yang mengakibatkan peningkatan permintaan akan layanan internet dan Pay TV. Hal ini dipengaruhi juga karena adanya pembatasan sosial sehingga terjadi peningkatan kebutuhan layanan broadband untuk memfasilitasi kegiatan bekerja dan belajar dari rumah, serta layanan hiburan berbasis online. 

"Pada beberapa bulan pertama pandemi, kami menambahkan jumlah pelanggan dengan rekor terbanyak. Namun, setelah kurang lebih 2 tahun masa pandemi, kami melihat terdapat penurunan daya beli pada pelanggan dan masyarakat," ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (9/4/2022).

Secara umum, tingkat churn tertinggi terjadi pada tahun pertama dalam siklus pelanggan. Setelah menambahkan 171.000 pelanggan baru pada tahun 2020, seperti yang sudah terjadi sebelumnya, banyak dari pelanggan ini berhenti berlangganan pada 2021. 

Penambahan gross subscriber Link Net juga menurun pada 2021 karena dampak Covid-19 yang berkelanjutan. Link Net menambahkan 16.000 pelanggan pada 2021, sehingga menjadikan total pelanggan Link Net sebanyak 855.000 pelanggan. 

"Seiring kondisi ekonomi membaik pada tahun 2022, kami berharap tingkat pertumbuhan pelanggan dapat meningkat lebih tinggi," katanya.

Pendapatan LINK pada kuartal IV/2021 saja tercatat sebesar Rp1,2 triliun bertumbuh 11,8 persen dibandingkan dengan Rp1,1 triliun pada kuartal IV/2020. EBITDA perseroan tercatat sebesar Rp2,5 triliun pada sepanjang 2021 meningkat 8,5 persen dibandingkan dengan Rp2,3 triliun pada 2020.

Margin EBITDA dan laba bersih masing-masing tercatat pada 56,0 persen dan 19,8 persen. Arus kas operasional LINK tercatat sebesar Rp1,97 triliun pada 2021, bertumbuh 6,1 persen dibandingkan dengan 2020. Posisi kas perseroan mencapai Rp271 miliar pada akhir 2021.

“Dengan berbagai tantangan di tahun 2021, Link Net masih terus mencatat pertumbuhan pendapatan dan EBITDA masing-masing 10,4 persen dan 8,5 persen," ucapnya.

Link Net tetap mencatat Average Revenue per User (ARPU) yang tinggi pada 2021 sebesar Rp348.000 atau setara dengan US$24.

Pada 2021, Link Net menambahkan 190.000 homes passed, yang menjadikan total jaringan Link Net sebesar 2,87 juta homes passed. Saat ini, Link Net hadir di 23 kota di Jawa, Medan, Batam, dan Bali.

Menurutnya, pertumbuhan pelanggan menurun pada tahun 2021 akibat dampak negatif Covid-19 terhadap ekonomi, kesehatan, dan sosial. 

Meski telah menerapkan prosedur dan protokol kesehatan yangkomprehensif untuk melindungi staf, pelanggan, serta untuk meyakinkan masyarakat, Covid-19 berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas tim sales dan operasional Link Net. 

"Dengan adanya pembatasan yang dilakukan masyarakat di beberapa wilayah sebagai upaya meningkatkan protokol kesehatan, kondisi ini menghambat kemampuan tim sales dan operasional Link Net untuk menambahkan pelanggan baru," tuturnya.

Untuk mendukung laju pertumbuhan pelanggan dan mengurangi tingkat churn, pihaknya telah berinvestasi pada tingkat kualitas pelayanan melalui peningkatan operasional, produk, dan jaringan. 

Link Net telah mengembangkan layanan hiburan dan konten olahraga terdepan. Konten olahraga Link Net meliputi Premier League dan Champions League, NBA, Formula 1, MotoGP, tennis, golf, rugby, badminton dan masih banyak lagi. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper