Bisnis.com, JAKARTA -- Pendapatan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM) bisa tergerus US$350 juta – US$400 juta yang sebelumnya berasal dari ekspor bijih nikel, akibat diterapkannya aturan larangan ekspor bahan mineral mentah.
Tato Miraza, Direktur Utama Antam, mengatakan telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menjaga kinerja tidak turun lebih dalam, a.l. meningkatkan efisiensi dan menunda sejumlah proyek yang dianggap belum terlalu penting untuk dikerjakan saat ini.
“Kami juga akan memperbanyak pendapatan dari penjualan emas yang tadinya 9,5 ton menjadi 13 ton, serta memperbanyak trading batu bara,” katanya, Rabu (26/3/2014).
Dia menjelaskan akan membangun hingga 10 butik emas baru pada tahun ini untuk mengejar target penjualan emas tersebut. Selain itu, pihaknya juga memperkirakan produksi feronikel dapat mencapai 18.000 ton.
Sebagai informasi, perseroan menganggarkan belanja modal sekitar Rp2,88 triliun pada tahun ini. Tato mengatakan fokus utama pada tahun ini adalah membiayai proyek perluasan pabrik Fenonikel Pomalaa (P3FP) senilai US$200 juta.