Bisnis.com, NEW YORK--Harga minyak jatuh di bawah 100 dolar AS per barel pada Jumat pagi WIB dipicu dolar menguat didorong ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga utamanya lebih cepat daripada perkiraan sebelumnya.
Kontrak utama minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, turun 94 sen menjadi ditutup pada 99,43 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sedangkan minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Mei naik 60 sen menjadi menetap pada 106,45 dolar AS per barel di perdagangan London.
Pasar masih mencerna pernyataan Ketua Federal Reserve Janet Yellen pada Rabu (19/3) bahwa bank sentral AS bisa mulai meningkatkan suku bunga utama federal fund sekitar enam bulan setelah mengakhiri program stimulusnya.
Dengan program pembelian aset kemungkinan selesai pada akhir tahun, komentar Yellen menunjukkan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga utamanya pada semester pertama 2015.
"Kami melihat efek spillover dari komentar Yellen," kata John Kilduff dari Again Capital.
Prospek lebih "hawkish" untuk suku bunga menempatkan dolar kembali ke modus reli, katanya. "Itu tampaknya telah menekan komoditas pada umumnya, dan minyak mentah sebagai bagian dari itu."
Dolar mencapai posisi tertinggi dua minggu terhadap euro pada Kamis, diperdagangkan pada 1,3747 dolar. Sebuah penguatan greenback membuat komoditas yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi para pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
Para pedagang terus mengawasi peningkatan krisis Ukraina, ketika Barat dan Rusia kian bersitegang atas pencaplokan semenanjung Krimea dari Ukraina oleh Moskow pada minggu ini.