Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kopi Cetak Kenaikan Harga Tertinggi Sejak 20 Tahun Terakhir

Harga kopi berjangka mencetak kenaikan tertinggi selama lebih dari 20 tahun terakhir. Hal ini dipicu kekeringan di Brasil yang membuat pasar khawatir soal panen di negara produsen sekaligus eksportir kopi terbesar di dunia itu.

Bisnis.com, NEW YORK - Harga kopi berjangka mencetak kenaikan tertinggi selama lebih dari 20 tahun terakhir, dipicu kekeringan di Brasil yang membuat pasar khawatir soal panen di negara/eksportir kopi terbesar di dunia itu.

Kontrak kopi arabika untuk pengiriman Mei naik 0,6% dan ditutup pada level US$1,80 per pound pada Sabtu (1/3/2014) dini hari di ICE Futures, New York.

Sepanjang Februari harga naik 44% dan menjadi kenaikan tertinggi sejak Juni 1994. Pada 25 Februari komoditas ini bahkan sempat melonjak hingga US$1.81, tertinggi sejak Oktober 2012.

Mengutip data dari Bloomberg, Hamilton Carvahlo dari National Institute of Meteorology Brasil mengatakan wilayah tanam kopi di negara tersebut dilanda kekeringan terparah sejak 1972.

Sementara itu Volcafe Ltd., unit perdagangan komoditas dari ED&F Man Holdings Ltd., menyatakan dalam laporannya penurunan volume panen ini akan menciptakan defisit pasokan kopi di pasar kopi global per 1 Oktober mendatang, saat musim panen dimulai.

 

Sepanjang 2014, kopi arabika melambung 63% dan menjadi komoditas terbaik di antara 24 bahan mentah yang dipantau Standard&Poor’s GSCI Spot Index.

 

Kenaikan ini juga turut berdampak pada sejumlah perusahaan seperti Starbucks Corp. dan J.M. Smucker Co., terutama dalam hal pengeluaran.

Claudio Oliveira dari Castlestone Management LLC, New York, mengatakan cuaca adalah faktor utama yang menggerakkan harga dan membuat kopi mencetak reli.

“Mustahil pasar bisa mencapai harga ekuilibrium yang mencerminkan demand and supply sampai kita tahu bagaimana sebetulnya dampak cuaca pada panen tahun ini dan tahun depan,” kata Oliveira pada Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Yusran Yunus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper