Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah hanya menyerap Rp1 triliun atau di bawah target indikatif Rp1,5 triliun dari lelang sukuk kemarin akibat tingginya imbal hasil yang diminta investor. Tingginya imbal hasil itu juga mengindikasikan belum stabilnya pasar surat utang.
Dalam lelang tersebut, investor meminta imbal hasil pada kisaran 6,06%-10,5%, atau lebih tinggi dari imbal hasil acuan yang ditetapkan pemerintah.
Menurut laporan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, penawaran masuk pada lelang sukuk mencapai Rp5,69 triliun, atau sedikit lebih tinggi dari penawaran masuk pada lelang sebelumnya Rp5,3 triliun.
Wien Irwanto, Kepala Subdirektorat Pengelolaan Transaksi Direktorat Pembiayaan Syariah DJPU, mengatakan imbal hasil yang diminta investor pada lelang sukuk kemarin tidak memenuhi acuan yang ditetapkan, sehingga penyerapannya hanya Rp1 triliun.
“Kami juga harus berhati-hati dan melihat risikonya. Jadi tidak serta merta harus menyerap banyak,” katanya, Selasa (25/2/2014).
Baca Selengkapnya di: Epaper Bisnis Indonesia