Bisnis.com, MELBOURNE – Cadangan bijih besi di China, konsumen terbesar di dunia, terus melonjak seiring dengan kenaikan impor dan penggunaan komoditas itu sebagai jaminan untuk mendapatkan kredit.
Menurut data Shanghai Steelhome Information Technology Co, seperti dilansir Bloomberg, Senin (17/2/2014), persediaan bijih besi di pelabuhan-pelabuhan China mencapai 100,25 juta metrik ton pekan lalu, melampaui cadangan pada Juli 2012 sebanyak 100 juta ton.
Dalam laporannya pada 11 Februari, Goldman Sachs Group Inc. menyatakan peningkatkan persediaan bijih besi tersebut dapat menciptakan risiko penurunan harga komoditas itu dalam jangka pendek.
“Impor terus menumpuk persediaan di pelabuhan seiring dengan banyaknya kargo digunakan dalam persetujuan pembiayaan perdagangan,” kata Gao Bo, Chief Iron Ore Analyst Mysteel.com, seperti dikutip Bloomberg, Senin (17/2/2014).
Impor bijih besi ke China, yang sekitar 60% dilakukan melalui jalur laut, melonjak menjadi 86,83 juta ton pada Januari dari 73,38 juta ton pada Desember 2013 dan 65,54 juta ton pada bulan sama tahun sebelumnya.
Mengacu pada data Steel Index Ltd., harga bijih besi dengan kadar 62% yang tiba di pelabuhan Tianjin, China, turun menjadi US$120 per ton, atau terendah sejak Juli 2013, dan ditutup pada level US$123,2 pada 14 Februari.