Bisnis.com, JAKARTA— Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun dari harga penutupan tertinggi dalam dua pekan di tengah melemahnya pertumbuhan ekonomi dan produk industri China.
Kontrak minyak mentah turun 1% di bursa New York. Sedangkan produk industri China naik hanya 9,7% pada Desember atau ekspansi terendah dalam lima bulan, menurut Biro Statistik Nasional China.
“Data ekonomi yang kurang menggembirakan mengagetkan investor dan mengakibatkan ketidakpastian atas perekonomian China dalam jangka menengah,” ujar Myrto Sokou, analis senior Sucden Financial Ltd. London sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (21/1/2014).
Dia menambahkan bahwa isyarat mengenai situasi perundingan nuklir Iran, juga akan menjadi momentum menentukan dalam beberapa hari ke depan.
WTI untuk pengiriman Februari turun 94 sen menjadi US$93,43 per barel di bursa New York Mercantile Exchange. Posisi harga WTI turun 0,7% menjadi US$93,72 saat perdagangan ditutup pada pukul 13.15 waktu New York atau pukul 12.15 WIB. Sedangkan kontrak minyak yang akan jatuh tempo hari ini, naik 41 sen menjadi US$94,37 pada 17 Januari.
Sedangkan Brent untuk pembayaran Maret turun 13 sen menjadi US$106,35 per barel setelah merosot hingga 67 sen di bursa London. Sedangkan volume perdagangan tercatat 55% di bawah rata-rata 100 hari dan selisihnya terhadap WTI tercatat US$12,32 pada bulan yang sama.