Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah analis pesimistis IHSG bisa tembus di atas 4.500 melihat pergerakan IHSG sepanjang tahun ini, mengingat transaksi perdagangan saham hanya tinggal dua hari, yakni hari ini (Jumat,27/12/2013) dan Senin (30/12/2013).
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada memperkirakan indeks hanya mampu menembus level 4.300-4.350 hingga akhir 2013.
“Awalnya kami targetkan indeks akhir tahunn mencapai 4.500. Tetapi melihat pergerakannya, kami rasa kalaupun bisa menguat hanya mencapai 4.300-4.350,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (26/12/2013) malam.
Dia melihat tekanan indeks mulai terjadi pada pertengahan tahun ini seiring ketidakjelasan pemerintah dalam memutuskan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kemudian disusul oleh pelemahan rupiah terhadap dolar AS, dan pada penghujung tahun terjadi kekhawatiran global terkait keputusan the Fed soal pemangkasan stimulus AS.
“Awal mula indeks tertekan sebenarnya saat pemerintah tidak jadi-jadi menaikkan harga BBM, dan akhirnya baru menaikkan saat menjelang puasa. Itu mengakibatkan inflasi kita semakin tinggi. Daya beli masyarakat pun melemah. Ditambah terpuruknya nilai tukar rupiah. Kalau kebijakan stimulus AS hanya bumbu pelengkap penekan indeks,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang. Melihat situasi global dan rupiah yang terus bergerak di atas level Rp12.000 per dolar AS, dia memprediksi indeks hanya akan bergerak pada kisaran 4.109 untuk level support dan 4.263 untuk level resistance.
“Jika skenario itu yang terjadi, maka IHSG akan sulit ditutup setara dengan penutupan 2012 pada level 4.317,” tuturnya.
Lebih lanjut dia menegaskan, jika hal tersebut terjadi maka performa IHSG akan menjadi salah satu indeks terburuk di kawasan Asia.
“Ini juga mengindikasikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 akan melambat dibandingkan dengan pertumbuhan 2013,” tambahnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, sejak penutupan akhir tahun lalu hingga Senin (16/12/2013) atau year to date, indeks tercatat turun 4,42%. Adapun hingga awal pekan ini, Senin (23/12/2013) indeks melemah 3,52%.
Berdasarkan indikator RSI (Relative Strength Index)-14, indeks berada pada titik 40 dari skala 25-75. Secara teknikal, indeks berada pada area jenuh jual (oversold), tetapi mendekati batas netral.
Sepanjang tahun ini, indeks sempat menyentuh 5.214,98 untuk level tertingginya pada 20 Mei 2013, dan sempat turun ke level terendah 3.967,84 pada 27 Agustus 2013.