Bisnis.com, JAKARTA - Harga kedelai turun ke level tertinggi satu minggu akibat spekulasi bahwa hujan dapat membantu tanaman di Brasil dan Argentina.
Brasil dan Argentina merupakan salah satu produsen kedelai terbesar di dunia setelah AS. Harga gandum di AS juga turun, sedangkan harga jagung menguat untuk sesi ketiga.
Curah hujan akan kembali ke Brasil bagian selatan pada 27 Desember, setelah cuaca kering selama dua minggu terakhir mulai mengancam potensi panen, World Weather Inc mengatakan dalam laporannya hari ini (24/12/2013).
Hujan dan suhu yang lebih rendah akan mengurangi defisit air tanah di Argentina mulai 29 Desember, setelah suhu naik mendekati 100 derajat Fahrenheit (38 Celsius) pekan ini.
"Ada kesempatan yang lebih baik untuk hujan di Argentina dan Brasil selatan akhir pekan ini," Brian Grete, analis pasar senior untuk buletin Profesional Farmers of America di Cedar Falls, Iowa.
"Kondisi tanaman di Brasil secara keseluruhan menguntungkan untuk panen besar."
Harga kedelai berjangka untuk pengiriman Maret turun 0,8% menjadi ditutup pada US$13,19 per bushel pada pukul 01.15 di Chicago Board of Trade , setelah menyentuh US$13,39, tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 11 Desember.
Harga merosot 6,4% tahun ini, karena Departemen Pertanian AS memperkirakan output global akan naik ke rekor 284,9 juta ton dalam 12 bulan yang berakhir 30 Mei 2014.
Perdagangan di CBOT turun 26% dari rata-rata 100 hari, sebelum awal tutup besok menjelang liburan Natal 25 Desember.
Gandum berjangka untuk pengiriman Maret turun 0,7% menjadi US$6,095 per bushel di Chicago.
Jagung berjangka untuk pengiriman Maret naik 0,2% menjadi US$4,3425 per bushel di CBOT. Gandum turun 38% pada 2013, karena USDA memperkirakan output domestik melonjak 30% pada tahun ini.