Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Raih Kontrak Batu Bara BUMI, Benakat (BIPI) Kantongi US$2 Miliar

PT Benakat Integra Tbk. (BIPI) sudah mengantongi sembilan kontrak jasa tambang batu bara senilai US$2 miliar atau sekira Rp24 triliun hingga 2021

Bisnis.com, JAKARTA—PT Benakat Integra Tbk. (BIPI) sudah mengantongi sembilan kontrak jasa tambang batu bara senilai US$2 miliar atau sekira Rp24 triliun hingga 2021.

Michael Wong, Direktur Keuangan Benakat Integra, mengatakan kesembilan kontrak itu berasal dari dua perusahaan tambang, yakni PT Arutmin Indonesia dan PT Kaltim Prima Coal.

Dua perusahaan tersebut merupakan anak usaha PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), kelompok usaha Bakrie. “Dari sembilan kontrak itu, dua sudah berstatus konstruksi. Sembari menunggu selesai, kami jajaki kontrak baru dari dua perusahaan tambang itu dan perusahaan tambang yang lain,” tutur Michael dalam paparan publik tahunan, seperti dilaporkan Harian Bisnis Indonesia, Jumat (20/12/2013).

Dua kontrak yang berstatus konstruksi saat ini diperkirakan rampung pada 2014 dan 2015. Dua di antara sembilan kontrak itu yakni Melawan CPP and Western OLC milik Kaltim Prima Coal di Kalimantan Timur dan CBU NPLCT milik Arutmin di Kalimantan Selatan.

Jasa logistik dan infrastruktur pada sembilan kontrak digarap oleh anak usaha anyar yang baru diakuisisi Juni lalu, yakni PT Astrindo Mahakarya Indonesia (AMI).

Arutmin dan Kaltim Prima Coal merupakan pelanggan terbesar BIPI. Per 30 September 2013, Kaltim Prima Coal menyumbang Rp668,74 miliar atau 44,78% dari total pendapatan BIPI Rp1,49 triliun. Arutmin menyumbang 39,47% dan sisanya PT Pertamina EP.

Di tengah harga batu bara yang lagi lemah, menurut Michael, Arutmin dan Kaltim Prima Coal meminta kelonggaran biaya. BIPI lantas memberikan kelonggaran dalam bentuk penanggungan pembayaran asuransi jasa tambang.

Seharusnya, pembayaran asuransi menjadi tanggung ja wab klien di awal kontrak. Lewat kontrak-kontrak jasa logistik dan infrastruktur energi tersebut, BIPI optimistis pendapatan AMI pada 2014 me ningkat 41,94% menjadi Rp3,964 triliun dari target pendapatan tahun ini Rp2,79 triliun.

Laba ber sih pun ditarget meningkat 71,06% menjadi Rp869 miliar dari target 2013 sebesar Rp508 miliar. “Itu hanya dari pendapatan AMI. Kami targetkan pendapatan AMI bisa berkontribusi 90% terhadap total pendapatan BIPI,” ujar Michael.

BIPI akan menyuntikkan dana sebesar US$40 juta-US$50 juta kepada AMI untuk membeli dua unit overland conveyor. Kapasitas pengelolaan produksi batu bara AMI ditarget lebih dari 70 juta ton per tahun.

BIPI amat antusias mendulang pendapatan dari AMI, padahal akuisisi AMI belumlah tuntas. Wendy Marthen, Legal Counsel & Corporate Secretary Benakat Integra, menuturkan perseroan harus menuntaskan dua dari enam tahap transaksi pelunasan.

Dua transaksi yang belum rampung yakni pembelian surat sanggup AMI kepada PT Ciptadana Capital senilai US$32,64 juta. Surat sanggup tersebut dijaminkan oleh 9.999 saham AMI yang dimiliki PT Indokreasi Nuansa Sejahtera.

“Indokreasi Nuansa Sejahtera akan kami swap. Saat ini kami sudah punya 99,99% saham di AMI,” ujar Wendy.

Selengkapnya baca di Harian Bisnis Indonesia edisi Jumat (20/12/2013) atau di http://epaper.bisnis.com/index.php/PopPreview?IdContent=33&PageNumer=13&ID=126277

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnis Indonesia (20/12/2013)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper