Bisnis.com, JAKARTA— Sinyal bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve akan mengurangi stimulusnya makin kencang berhembus sejalan dengan membaiknya data ekonomi negara itu, sehingga terus menekan rupiah.
Analis dan Periset PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan jika The Fed jadi mengurangi stimulus (tapering off), agar direspons cepat oleh Bank Indonesia agar pergerakan dolar AS tidak makin liar atas rupiah.
“Jika rupiah sampai ke Rp12.500 per dolar AS, itu cukup buruk (pergerakannya). Kita lihat reaksi BI (Bank Indonesia) jika tapering diumumkan,” kata Zulfirman saat dihubungi Senin (16/12/2013).
Monex mengemukakan ada tiga level kritis dari rupiah per dolar AS. Pertama, jika sampai menembus Rp12.145, rupiah akan melanjutkan pelemahannya.
Kedua, bila rupiah per dolar AS tembus Rp12.220, pelemahan kembali akan berlanjut. Ketiga, level kritis selanjutnya adalah Rp12.500 per dolar AS.
Dari data Bloomberg Dollar Index, kurs rupiah atas dolar AS pada hari ini (16/12/2013) pada pukul 12.02 WIB bertengger di level Rp12.120.
Seperti diketahui Bank Indonesia dalam rapat dewan gubernur pada Desember yaitu pada Kamis (12/12/2013), diputuskan suku bunga acuan (BI rate) tetap pada level 7,5% .
Sementara itu petinggi The Fed akan menggelar pertemuan pada 17-18 Desember 2013, dan salah satu keputusan yang ditunggu adalah terkait dengan stimulus.
BI rate tahun ini:
Bulan | 2013 |
Januari | 5,75% |
Februari | 5,75% |
Maret | 5,75% |
April | 5,75% |
Mei | 5,75% |
Juni | 6,00% |
Juli | 6,50% |
Agustus | 6,50% 7,00%* |
September | 7,25% |
Oktober | 7,25% |
November | 7,5% |
Desember | 7,5% |
*RDG tambahan pada 29 Agustus 2013