Bisnis.com, JAKARTA – PT Baramulti Sukessarana Tbk. (BSSR), perusahaan tambang batu bara, berencana mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/ capex) pada 2014 sebesar US$10 juta hingga US$12 juta.
Eric Rahardja, Direktur Keuangan Baramulti Suksessarana, mengatakan sekitar 50% dari belanja modal atau sekitar US$5 juta-US$6 juta untuk membangun infrastruktur di aset kanal seluas 2,86 juta meter persegi di Kalimantan Selatan. Sisanya, untuk menambah alat berat, pembebasan lahan, dan membangun mess pegawai.
“Tahun depan kami tidak akan banyak aksi seperti akuisisi konsesi baru. Sebab, kondisi harga batu bara masih belum pulih,” kata Eric, Rabu, (11/12/2013).
Sekitar 50% dana belanja modal akan diambil dari kas internal dan inventori, sisanya berasal dan pinjaman perbankan. Eric enggan menyebut nama perbankan itu. Per 30 September 2013 kas BSSR sebesar US$3,88 juta dan inventori sekitar 1 juta ton batu bara atau setara US$41,74 juta.
Belanja modal pada 2013, menurut Eric, sudah 90% terserap. Sebagian besar untuk penyertaan modal di anak usaha, PT Antang Gunung Meratus, dan pengembalian pinjaman.
Untuk tahun depan, BSSR memangkas target produksi batu bara dari awalnya 8,5 juta ton menjadi 6,2 juta ton. Rinciannya, sebanyak 5,5 juta ton berasal dari produksi AGM dan 700.000 ton dari BSSR. Perseroan merevisi target produksi karena harga batu bara sedang tertekan.
Sebagian besar dari target produksi batu bara BSSR pada 2014 sudah terikat kontrak pembelian, sisanya sudah memiliki pembeli siaga.
Kondisi harga batu bara yang sedang tidak baik membuat perseroan mematok laba bersih pada 2013 hanya US$9 juta. Angka ini lebih rendah 8,81% dari laba bersih 2012 sebesar US$9,87 juta. Per 30 September 2013 laba bersih BSSR US$6,84 juta.