Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Karet Dekati Level Tinggi 11 Pekan

Karet diperdagangkan mendekati 11- minggu tinggi sebelum data yang mungkin menunjukkan pertumbuhan produksi industri Cina bertahan di atas 10%, menambah spekulasi permintaan dari konsumen terbesar dunia itu.

Bisnis.com, TOKYO - Karet diperdagangkan mendekati 11- minggu tinggi sebelum data yang mungkin menunjukkan pertumbuhan produksi industri Cina bertahan di atas 10%, menambah spekulasi permintaan dari konsumen terbesar dunia itu.

Futures untuk pengiriman Mei di Tokyo Commodity Exchange diperdagangkan sedikit berubah pada ¥ 281 per kilogram (US$2.720 per metrik ton) pada pukul 10:23 setelah naik 0,5% dan menjatuhkan 0,2%. Kontrak yang paling aktif menetap di level ¥ 281,1 kemarin, level tertinggi sejak 20 September.

China akan merilis output pabrik dan penjualan ritel hari ini Selasa (10/12/2013), setelah data dari Administrasi Umum Bea Cukai di Beijing menunjukkan impor karet alam negeri itu melonjak ke rekor.

Ekonomi China dapat bertumbuh lebih cepat menjadi 7,8% pada 2014 dari 7,7% pada tahun ini, Shanghai Securities News melaporkan, mengutip perkiraan dari National Academy of Strategi Ekonomi di bawah Akademi Ilmu Sosial China.

"China menaikkan pembelian karet untuk mengisi stok, memberikan dukungan untuk masa depan," kata Hideshi Matsunaga, analis pada perusahaan pialang Evolution Japan Co di Tokyo.

Berdasarkan data 8 Desember, impor China karet alam naik menjadi 270.000 ton bulan lalu, 42% lebih tinggi dari angka Oktober dan naik 25% dari periode yang sama tahun lalu. Adapun pembelian dalam 11 bulan pertama naik 8,2% menjadi 2,13 juta ton.

Kontrak untuk pengiriman Mei di Shanghai Futures Exchange sedikit berubah pada 19.825 yuan (US$ 3,265) per ton. Karet Thailand free-on-board naik 0,6% menjadi 82,45 baht (US$ 2,57) per kilogram kemarin, menurut Rubber Research Institute of Thailand. Pasar Thailand ditutup hari ini untuk liburan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul-nonaktif
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper