Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Tunggu Fakta Stimulus, Dolar AS Melemah

Kurs dolar melemah pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena investor menunggu sejumlah data penting pekan ini yang bisa memberikan petunjuk tentang kapan Federal Reserve dapat mengurangi stimulus besar-besarannya.

Bisnis.com, NEW YORK - Kurs dolar melemah pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena investor menunggu sejumlah data penting pekan ini yang bisa memberikan petunjuk tentang kapan Federal Reserve dapat mengurangi stimulus besar-besarannya.

Euro naik menjadi US$1,3589 sekitar pukul 22.00 GMT (Rabu pukul 05.00 WIB) dari US$1,3539 pada saat yang sama Senin (2/12/2013).

Dolar jatuh menjadi 102,48 yen dari 102,94 yen, sementara euro turun tipis menjadi 139,27 yen dari 139,38 yen.

"Dengan tidak adanya data ekonomi AS yang dijadwalkan untuk dirilis hari ini, aksi ambil untung (profit taking) mendorong dolar lebih rendah," kata Kathy Lien dari BK Asset Management.

Lien mengatakan fokus pasar akan mulai bergeser ke pasar tenaga kerja AS pada Rabu dengan rilis laporan ADP tentang penciptaan lapangan kerja sektor swasta, data sektor jasa dari Institute for Supply Management (ISM) dan laporan Beige Book Federal Reserve tentang kondisi ekonomi.

"Ini adalah tiga indikator utama yang paling penting untuk laporan penggajian non-pertanian pada Jumat," katanya.

Investor berharap bahwa laporan pekerjaan November dari Departemen Tenaga Kerja pada Jumat akan memberikan petunjuk tentang kapan Federal Reserve akan mulai mengurangi program pembelian aset US$85 miliar per bulan. Beberapa analis mengatakan itu bisa terjadi di pertemuan kebijakan moneter The Fed pada 17-18 Desember.

Lien menyoroti berita bahwa yuan China telah mengambilalih posisi euro menjadi mata uang yang paling banyak digunakan kedua dalam keuangan perdagangan internasional, setelah dolar.

Pangsa pasar yuan, juga dikenal sebagai renminbi (RMB), di perdagangan keuangan tradisional mencapai 8,66 persen pada Oktober, melebihi euro pada 6,64 persen, Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) mengatakan pada Selasa.

"Sementara perdagangan yang sebenarnya dalam mata uang tetap sangat kecil dibandingkan dengan mata uang utama, penggunaan mata uang untuk perdagangan meningkat pesat terutama karena China mencari cara untuk menghilangkan risiko nilai tukar dan mengurangi penggunaan dolar," Kata Lien.

"Pada saat yang sama, yuan juga menjadi mata uang kontrak yang semakin populer, sebuah tren yang diperkirakan tidak akan berubah."

Dolar jatuh terhadap mata uang Swiss, menjadi 0,9041 franc dari 0,9085 franc pada akhir Senin. Pound naik menjadi US$1,6390 dari US$1,6354.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kontributor
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper