Bisnis.com, JAKARTA - Menipisnya jatah belanja investor institusi menyebabkan lelang surat utang negara terakhir pada tahun ini tak cukup meriah, yakni Rp10,07 triliun atau hanya separuh dari penawaran pada lelang sebelumnya.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, pemerintah mendapat permintaan sebanyak Rp10,07 triliun dalam lelang SUN Selasa (3/12), lebih rendah dibandingkan dengan Rp22,77 triliun pada lelang 19 November.
Dari total penawaran yang masuk, pemerintah hanya menyerap dana senilai Rp4 triliun atau sesuai dengan target indikatif awal.
Ezra Nazula Ridha, Vice President Head of Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, menilai melesunya animo investor pada lelang terakhir disebabkan target belanja sejumlah institusi yang hampir habis menjelang penghujung tahun ini.
Hal itu tidak hanya berlaku bagi investor asing. Investor institusi lokal seperti asuransi, dana pensiun, dan aset manajemen, juga mengalami hal yang sama.
Umumnya, lanjut dia, akhir tahun kondisi pasar obligasi cenderung stabil dengan volume yang relatif menurun karena tidak banyak yang melakukan perdagangan.
“Tidak hanya pemerintah yang target penerbitannya selesai habis, jatah belanja investor juga habis, mereka juga menyesuaikan target tahunannya. Jadi, tidak ambil posisi untuk exposure,” ujarnya seperti dilaporkan Harian Bisnis Indonesia, Rabu (4/12/2013).
Selain itu, gairah investor untuk berbelanja obligasi juga tertahan oleh kepastian data makro ekonomi, baik domestic k maupun global. Perkembangan domestik misalnya, data suku bunga acuan yang akan segera dirilis bulan ini, sedangkan dari global adalah data upah tenaga kerja yang akan terbit 6 Desember.
“Investor cenderung wait and see, menunggu dulu perkembangan data ekonomi untuk bisa buat keputusan. Setelah itu baru ambil posisi,” tuturnya.
Ezra memperkirakan imbal hasil di pasar obligasi sampai akhir tahun tidak akan berfluktuasi tinggi. Transaksi akan kembali meningkat pada Januari setelah beberapa data ekonomi keluar dan sejumlah investor institusi diberondong oleh target belanja terbaru.
Mempertimbangkan penawaran yang masuk kemarin, pemerintah hanya memenangkan tiga seri bertenor sedang dan panjang, tanpa menyerap permintaan terhadap seri SPN yang bertenor pendek.
Ketiga seri tersebut yakni FR0069 dengan yield tertinggi yang dimenangkan 8,3%, seri FR0070 dengan yield tertinggi 8,59%, dan seri FR0068 dengan yield tertinggi yang dimenangkan 9,15%.
Selengkapnya baca di Harian Bisnis Indonesia Rabu (4/12/2013) atau di http://epaper.bisnis.com/index.php/ePreview?IdCateg=20131204141