Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia siap melakukan intervensi untuk mengurangi pelemahan yang cukup dalam terhadap rupiah, dan investor diimbau jangan panik.
Gubernur Bank Indonesia Agus D. W. Martowardojo mengatakan Bank Indonesia akan berada di pasar untuk mengatasi pelemahan rupaih dan siap melakukan intervensi.
Dia menekankan agar pasar tetap tenang dan jangan panik meski nilai tukar rupiah terhadap dolar yang sudah mendekati Rp12.000 karena ada permintaan yang cukup tinggi dalam akhir bulan.
“Jangan panik karena pelemahan rupiah, karena itu masih sesuai dengan yang mencermintakan fundamental ekonomi Indonesia dan masih selaras dengan nilai tukar regional kita,” ucapnya hari ini, Jumat (29/11/2013).
Di sisi lain, Agus menjelaskan siklus yang acap kali terjadi pada akhir tahun adalah banyak investor atau pengelolah keuangan yang menjelang akhir tahun melakukan perubahan posisi yang sifatnya sementara.
Menurut Agus, penyebab pelemahan rupiah disebabkan karena tantangan dari dalam negeri yakni transaksi berjalan yang sudah defisit selama 26 bulan, ditambah tantangan dari luar yakni isu tapering dari The Fed untuk menarik sebagian stimulus dari negara berkembang.
Agus mengatakan BI akan berkordinasi dengan pemerintah untuk menyikapi defisit transaksi berjalan yang berdampak pada pelemahan rupiah.
Sementara itu, bila dibandingkan semester pertama 2013, kondisi valuta asing yang lebih efisien dan likuid, jadi pelaku pasar membutuhkan valas yang mencerminkan kondisi kepastian harga dan BI akan terus memantau perkembangannya.
“BI akan selalu memperhatikan gejolak. Dan kami meyakini gejolak yang kini terjadi masih dalam batasannya dan stabilitas masih terjaga,” katanya.